Liputan6.com, Jakarta - Halo-halo Bandung, Ibu Kota Periangan
Halo-halo Bandung, kota kenang-kenangan
Sudah lama beta, tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi Lautan Api
Mari bung rebut kembali
Siapa pun pasti pernah mendengar lirik lagu di atas. Ya, lagu itu merupakan lagu perjuangan terkait peristiwa pembumihangusan Kota Bandung sebagai bentuk perlawanan pada Sekutu dan Belanda pada 24 Maret 1946 lalu. Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai Bandung Lautan Api.
Meski siapa pun pernah mendengar lagu tersebut, banyak orang yang belum mengetahui siapa pencipta asli lagu perjuangan tersebut. Banyak literatur menyebut Ismail Marzuki sebagai pencipta lagu perjuangan tersebut. Pun demikian banyak buku pelajaran sekolah juga menyebutkan kalau lagu "Halo-Halo Bandung" merupakan karya Ismail Marzuki.
Baca Juga
Di sisi satu lagi, literatur lain menyebut kalau lagu "Halo-Halo Bandung" bukan diciptakan oleh Ismail Marzuki. Sebab, irama lagu itu dinyanyikan dengan cepat dan bernuansa heroik. Sementara, Ismail Marzuki cenderung menciptakan lagu-lagu dengan irama lambat dan lembut.
Sebut saja lagu "Pulau Kelapa", "Sabda Alam", "Indonesia Pusaka", "Juwita Malam", "Selendang Sutera", "Sepasang Mata Bola", "Melati di Tapal Batas", "Bandung Selatan di Waktu Malam", "Aryati", "Jangan Ditanya ke Mana Aku Pergi". Lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki itu berirama lambat, lembut, dan romantis.
Literatur lainnya juga menyebutkan, lagu itu sebetulnya diciptakan oleh para pejuang multi-etnis yang ada di Bandung saat peristiwa Bandung Lautan Api. Para pejuang ketika itu berjuang mempertahankan NKRI dari usaha Belanda dan sekutu yang ingin merebut kembali Indonesia usai beberapa bulan merdeka.
Polemik soal siapa pencipta lagu "Halo-Halo Bandung" memang sudah sangat lama terjadi. Dalam buku Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung untuk Kedaulatan (Bandung, 2013) disebutkan, polemik siapa pencipta lagu itu sudah mulai terjadi pada 1995.
Dalam buku itu diceritakan, seorang pejuang yang dipanggil Bang Maung, mengatakan lagu perjuangan tersebut bukan diciptakan perseorangan. Pejuang bernama lengkap Pestaraja Humala yang sempat bergabung dengan Pasukan Istimewa itu menyebut "Halo-Halo Bandung" adalah lagu ciptaan bersama para pejuang Bandung.
Advertisement
Terinspirasi Lautan Api Membara di Bandung
Meski masih menjadi polemik soal siapa penciptanya, lagu tersebut memang sangat bertalian dengan peristiwa Bandung Lautan Api.
Peristiwa itu terjadi pada 24 Maret 1946. Saat itu, warga bersama para pejuang Bandung menolak dijajah kembali oleh Belanda. Mereka juga tak sudi rumah-rumah dan bangunan di Bandung diduduki Belanda bersama sekutu sebagai markas militer.
Masyarakat Bandung rela meninggalkan rumah dan harta bendanya karena mengikuti jejak para pejuang yang diharuskan mundur ke arah selatan Kota Bandung. Mereka rela meninggalkan bahkan turut membakar rumah dan bangunan agar tidak bisa digunakan Belanda sebagai markas militer.
Pembakaran itu dilandasi rasa nasionalisme yang tinggi. Masyarakat Bandung mendukung penuh niat TKR Divisi III di bawah komando Letkol A.H. Nasution yang ingin membumihanguskan Kota Paris Van Java tersebut.
Hubungan rakyat dan tentara saat itu sangat erat, tidak seperti sekarang yang sering diwarnai bentrokan karena sikap aparat yang represif dan arogan sejak era Orde Baru.
Meski sempat terjadi kekacauan karena sudah terjadi pembakaran sebelum waktunya, yakni pada pukul 20.00 WIB--seharusnya 24.00 WIB, tak menyurutkan semangat mereka. Kekacauan itu sempat memicu kepanikan para pejuang yang membuat banyak gedung justru malah tidak terbakar.
Meski begitu, semangat para pejuang untuk bergerilya tidak pernah surut. Serangan-serangan sporadis terus dilakukan ke pemukiman Eropa di Bandung Utara, begitu juga dengan jalur logistik pasukan Inggris dan Belanda. Setelahnya, masyarakat beserta para tentara meninggalkan Bandung yang sudah jadi lautan api.
Peristiwa itu yang kemudian menginspirasi terciptanya lagu "Halo-Halo Bandung" di saat Bandung yang membara dalam lautan api. Jadi, sekali lagi mari menyanyikan kembali lagu "Halo-Halo Bandung" yang penuh gelora dan semangat perjuangan 71 tahun silam.
Halo-halo Bandung, Ibu Kota Periangan
Halo-halo Bandung, kota kenang-kenangan
Sudah lama beta, tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi Lautan Api
Mari bung rebut kembali
Advertisement