Sukses

Kebakaran Landa Sekolah di Tulungagung, Bagaimana Nasib Siswanya?

Api diduga berasal dari hubungan arus pendek.

Liputan6.com, Tulungagung Ratusan siswa Taman Kanak-kanak - Sekolah Dasar Baitul Quran di Desa Mangunsari, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, hampir rata tanah usai ludes terbakar. AKibat kebakaran itu, pihak sekolah terpaksa meliburkan seluruh kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu.

Kebakaran yang menimpa bangunan milik Yayasan Baitul Qur’an itu terjadi dini hari tadi. Sejumlah ruangan kelas dan kantor sekolah yang terbuat dari kayu hangus terbakar. Seluruh fasilitas seperti peralatan komputer, buku pelajaran, buku raport siswa dan dokumen ikut musnah.

Ketua Yayasan Baitul Qur’an, Ali Said mengatakan, kebakaran itu diperkirakan berasal dari hubungan arus pendek listrik sekitar pukul 00.15 WIB. Api kemudian langsung membesar dan membakar bangunan kelas berbahan triplek.

"Saat itu saya terbangun karena mendengar suara gemeretak, begitu keluar rumah terlihat api sudah membakar dedaunan pohon dan merembet ke bangunan," kata Ali di Tulungagung, Senin (27/3/2017).

Ali tinggal di rumah yang masih satu kompleks dengan sekolah dasar yang terbakar tersebut. Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian 15 menit setelah dihubungi Ali.

Siswa memunguti sisa buku sekaligus memusnahkannya akibat sekolah mereka terbakar (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Banyaknya material mudah terbakar membuat api cepat melahap bangunan sekolah tersebut. Api bisa dijinakkan sekitar dua jam kemudian.

Petugas PMK Tulungagung yang tiba dilokasi selang 15 menit usai laporan diterima langsung melakukan upaya pemadaman dengan menyemprotan air. Banyaknya material mudah terbakar membuat api cepat membesar. Api baru dapat dipadamkan 2 jam kemudian dengan isi bangunan ludes dilalap api.

Beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu dan kerugian ditaksir mencapai Rp 300 juta. Usai kejadian itu, pagi tadi sejumlah karyawan sekolah bersama warga membersihkan puing kebakaran. Sejumlah siswa sekolah dasar ini juga turut memilah buku yang tersisa sekaligus memusnahkannya.

"Proses belajar-mengajar diliburkan, kita benahi dulu. Insya Allah tiga hari lagi sudah bisa masuk kembali," tegas Ali.

Â