Liputan6.com, Tulungagung - Anda penyuka olahraga menantang? Saat ini ada jalur panjat tebing alami baru yang menunggu untuk ditaklukkan di Tulungagung, Jawa Timur. Panjat tebing di tempat ini sekaligus ikut serta dalam konservasi air.
Jalur pemanjatan di kawasan Gunung Pegat ini baru dibuka awal 2017, masuk wilayah Desa Sawo, Kecamatan Campurdarat, hanya sekitar 20 kilometer arah selatan pusat kota Tulungagung. Selain pemandangan indah, ketersediaan air juga melimpah.
"Akses ke lokasi ini sangat mudah dijangkau dibandingkan lokasi pemanjatan lain. Juga ada daya tarik tersendiri di trek pemanjatan ini,"kata Khoiri Anas, seorang pemanjat tebing yang tergabung dalam Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Tulungagung, Rabu, 29 Maret 2017.
Advertisement
Lokasi tebing pemanjatan dapat ditempuh dengan sepeda motor. Jika menggunakan mobil, kendaraan bisa dititipkan di rumah warga sekitar yang dilanjutkan dengan berjalan kaki, melewati jalan setapak sejauh kurang lebih 500 meter.
Tebing pemanjatan yang tersusun atas batuan kapur ini terdapat lima jalur pemanjatan. Yakni, jalur pemanjatan Watu Cetek dengan ketinggian 20 meter, jalur Tawon 23 meter, jalur Stone Sow 23 meter, jalur Nafas Senja 28 meter, dan yang paling tinggi jalur Tropical Diverse dengan ketinggian 50 meter.
Tebing pemanjatan Gunung Pegat ini masuk grade 5.10A hingga grade 5.10C. Bisa dipanjat oleh pemula dengan teknik Top Rope atau pemanjatan dengan tali pemanjatan telah terpasang sebelumnya.
Baca Juga
"Bagi pemanjat ahli, bisa dengan teknik light climbing. Trek ini cocok sekali bagi penyuka tantangan," tutur Anas.
Di atas tebing, lanjut Anas, terdapat bebatuan landai menyerupai teras yang dapat dipakai sebagai tempat beristirahat. Pemanjat pun bisa menikmati keindahan pemandangan sekitar dari puncak, sekaligus bisa menikmati matahari terbenamlantaran posisi tebing menghadap ke barat.
Selain penyaluran hobi dan wisata alternatif, dibukanya jalur pemanjatan Gunung Pegat ini juga sebagai upaya konservasi sumber air. Sebab, di area tebing gunung terdapat beberapa sumber mata air. Sumber air selama ini digunakan untuk kebutuhan warga sehari-hari serta pengairan sawah.
Aktivitas penambangan batu kapur di kawasan selatan Tulungagung ini cukup marak. Kawasan seperti Gunung Pegat bila tak dikelola secara bijak dikhawatirkan mematikan sumber air.
Di kawasan ini juga terdapat beberapa goa yang menarik untuk dijelajahi. Sebuah goa berada di ketinggian tebing dan lainnya berada di dataran.
"Kalau misalnya tebing ini ditambang habis, maka besar kemungkinan sumber air di bawah itu akan rusak. Pemanjatan ini, tentu juga bagian konservasi alam," kata Anas.
Â