Sukses

Sambut Pagi dengan Pesona Pendopo Kuno Banyuwangi

Kompleks pendopo di Banyuwangi, yang dibangun pada 1771 atau 246 tahun lampau tersebut memang menarik perhatian.

Liputan6.com, Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mulai mendapat tempat di hati wisatawan mancanegara atau wisman. Selain mengunjungi destinasi wisata alam dan budaya, para wisman juga meminati destinasi yang kaya unsur sejarah. Satu di antaranya Pendopo Sabha Swagata Blambangan.

Kompleks pendopo yang dibangun pada 1771 atau 246 tahun lampau tersebut dalam beberapa tahun terakhir memang menarik perhatian seiring adanya beberapa renovasi dan pengembalian fungsi asal dengan pendekatan arsitektur hijau. Petugas yang biasa menjaga pendopo pun telah dilatih untuk menjadi pemandu wisata.

Pendopo ini tampak ramai dikunjungi wisman dan wisatawan domestik. Salah satunya turis asal Prancis, Xavier du Cauze de Gazelle (29). Xavier yang datang bersama istri dan keempat anak balitanya antusias menjelajahi setiap sudut pendopo.

Tiba di peringgitan depan, Xavier dan keluarganya langsung menyusuri bangunan-bangunan yang ada di pendopo. Diawali dengan melihat guest house, dia terpesona dengan ruang penginapan bentuk bunker yang biasa digunakan para tamu kehormatan.

Mulai dari Duta Besar AS, para diplomat asing, menteri hingga Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah singgah dan menikmati tempat tersebut.

Guest house itu tersembunyi di bawah hijaunya bukit rerumputan. Siapa yang menyangka jika di dalam bukit itu ada kamar kamar eksklusif yang didesain tidak kalah dengan hotel bintang lima.

Mereka juga sempat melihat Sumur Sritanjung yang menjadi bagian dari legenda Banyuwangi dan menikmati suasana rumah tradisional Suku Osing yang nyaman.

"Tempat ini sangat bagus. Ditata dengan sangat unik. Suasananya sejuk, hijau dan tenang. Awesome," ucap Xavier dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Humas Pemkab Banyuwangi, Selasa, 28 Maret 2017.

Tak ketinggalan anak-anak Xavier turut mengeksplorasi halaman belakang pendopo. Mereka bermain layang-layang hingga alat musik angklung paglak khas Suku Osing Banyuwangi. Seorang anaknya, Alex (5), bahkan memainkan angklung sambil bersenandung lagu anak-anak terkenal, "Twinkle Twinkle Little Star".

Bocah Merasa Nyaman

"Anak-anak saya sangat nyaman di sini. Sampai tidak mau diajak beranjak. Saya senang karena mereka juga bisa belajar berbagai hal. Sebelumnya, kami ke Bangsring Underwater untuk snorkling dan memberi makan ikan. Juga bermain air ke Air Terjun Kembar," tutur dia.

"Orang orang juga menyambut kami dengan ramah. Saya sangat beruntung bisa datang di Banyuwangi dan pasti akan kembali lagi," Xavier menambahkan.

Selain Xavier, wisatawan domestik yang berkunjung ada sosok Fikri Fadel Muhammad. Anak mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad itu berlibur bersama istri, anak, dan sejumlah anggota keluarga.

"Saya sudah lama mendengar Banyuwangi. Kebetulan ingin mencari suasana baru, makanya kami ke sini. Ternyata Banyuwangi luar biasa," ucap Fikri.

Bupati Abdullah Azwar Anas ikut menyambut para wisatawan. Anas pun mengajak mereka untuk menikmati minuman dan jajanan khas tradisional seperti beras kencur, temulawak, getuk lindri, cenil, apem, dan kue putu. Tidak ketinggalan disediakan juga suguhan kopi khas Banyuwangi.

"Kami ingin wisatawan yang ke pendopo merasakan suasana homey. Karena Pendopo kami ibaratkan seperti rumah, dan wisatawan adalah tamunya, maka siapa pun tamunya harus disambut baik," tutur Anas.

Satu keluarga asal Prancis menikmati suasana pagi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Dia mengatakan pula, Banyuwangi terus berkomitmen mengembangkan sektor wisata sebagai pengungkit perekonomian.

"Kita fokus ke segmen-segmen khusus, dan ternyata itu diminati. Terbukti ternyata ada banyak bankir luar negeri yang berlibur ke Banyuwangi. Misalnya, kapan hari ada satu resor dipesan semua kamarnya oleh rombongan bankir," kata Anas.

Adapun untuk segmen yang lebih massal, seperti backpacker (pelancong beransel), Banyuwangi terus mengembangkan homestay.

"Besok ada penandatanganan kerja sama dengan BTN (Bank Tabungan Negara) untuk realisasi pembiayaan murah bagi warga yang ingin bisnis homestay," ujar Anas.

"Tidak lama lagi juga akan dibuka kawasan dan hotel yang khusus membidik segmen backpacker. Kamar harga Rp 100 ribu sudah ada fasilitas kolam renang dan sarapan telur," ia menambahkan.

Berkat konsistensi daerah dalam mempromosikan pariwisata, kunjungan wisatawan terus meningkat. Pada tahun lalu, wisatawan mancanegara yang berkunjung mencapai 80 ribu orang, sedangkan wisatawan domestik sekitar empat juta orang.

Mereka terutama mengunjungi sejumlah destinasi wisata unggulan seperti Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, Bangsring Underwater, Teluk Hijau, dan beberapa destinasi lainnya.


Video Terkini