Sukses

Gara-Gara Uang Kas, Siswi SMK Wonosobo Reka Cerita Penculikan

Pesan soal penculikan palsu siswi SMK di Wonosobo disampaikan saat ia kabur ke Jakarta.

Liputan6.com, Wonosobo - Setelah menghilang selama lima hari sejak Minggu, 26 Maret 2017, Umi Riptiyanti kembali pulang pada Jumat dini hari tadi, pukul 02.00 WIB. Kepulangan itu sekaligus menyanggah kabar penculikan siswi kelas 2 SMK Negeri 2 Wonosobo tersebut.

Kepulangan Umi disampaikan oleh ayahnya, Slamet Riyadi, yang datang bersama anaknya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Wonosobo sekaligus mencabut laporan yang dibuatnya pada 28 Maret 2017.

"Saudari Umi telah pulang ke rumahnya pada dini hari tadi dalam keadaan sehat wal afiat," kata Kepala SPKT Polres Wonosobo Iptu Waryanto melalui keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Jumat (31/3/2017).

Waryanto mengungkapkan, berdasarkan pengakuan Umi, ia pergi dari rumah ke Jakarta untuk bekerja selama empat hari menghilang. Di Ibu Kota, ia ditolong dan tinggal bersama sebuah keluarga.

"Dimungkinkan keluarga tersebut mengetahui Umi merupakan siswi SMK yang dilaporkan hilang karena maraknya pemberitaannya. Hingga akhirnya dibantu untuk pulang," kata Waryanto.

Umi mengaku terpaksa bekerja untuk menggantikan uang kas kelas demi keperluan pribadi. Ia adalah bendahara kelas yang menampung uang kas dari teman-temannya.

"Dimungkinkan karena ingin bertanggung jawab mengembalikan uang tersebut, maka nekat pergi dengan maksud hendak bekerja ke Jakarta," tutur Waryanto.

Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Wonosobo AKP Agus Priyono menyayangkan pesan singkat yang dikirim Umi kepada orangtuanya yang mengatakan ia dibawa menggunakan mobil dan disekap dalam sebuah ruangan.

"Oleh karenanya, beredarlah isu penculikan terhadap korban. Namun seperti pernyataan kami sebelumnya, bahwa kejadian ini bukanlah penculikan dan terbukti dengan kembalinya korban dengan selamat," kata Kasubbag Humas.

Kasubbag Humas mengimbau agar masyarakat tidak mudah termakan adanya isu penculikan. "Kita harus waspada, namun jangan terpancing untuk menyebarkan berita yang belum dipastikan kebenarannya," ujar Agus.

Â