Sukses

Kapal Pengangkut BBM Meledak di Jepara, Bagaimana Nasib ABK?

Kapal kayu pengangkut bahan bakar minyak itu meledak saat hendak berangkat menuju Pulau Karimunjawa.

Liputan6.com, Jepara - Kapal penyeberangan Jasa Laut memuat bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan pertalite meledak, Jumat (31/3/2017) sekitar pukul 10.00 WIB. Kapal pengangkut BBM itu meledak saat hendak berangkat menuju Pulau Karimunjawa.

Kapal motor yang biasa melayani perjalanan penumpang dan kebutuhan bahan makanan bagi warga di Pulau Karimunjawa meledak ketika hendak dinyalakan mesinnya oleh anak buah kapal (ABK) di Pelabuhan Ngemplak, Jobokuto, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Nakhoda kapal dan tiga ABK terluka cukup serius dan harus dilarikan ke rumah sakit. Bahkan, kapal tenggelam serta muatan berserakan dan mengapung di laut setelah terbakar.

Busairi, saksi mata kejadian menjelaskan, kapal kayu Johnson memuat BBM jenis pertalite dan solar seberat 12 ton. Akibatnya, Moh Arifin (48) selaku nakhoda kapal dan tiga ABK, yakni Abdul Rosyid, Bambang, dan A Bayuri menderita luka bakar parah akibat kapal meledak.

"Korban dilarikan ke rumah sakit," ujar Busairi.

Karena ledakan, BBM yang rencananya untuk memenuhi kebutuhan sejumlah SPBU tidak terselamatkan. "Kapal juga bermuatan bahan elektronik milik warga Karimunjawa," ungkap dia.

Kapolres Jepara, AKBP Samsu Arifin mengaku belum belum memastikan penyebab ledakan. Sebab, hingga saat ini, jajaran Kepolisian masih menyelidiki dengan memeriksa saksi untuk mengetahui penyebab pasti terjadinya ledakan kapal bermuatan BBM.

"Namun ada dugaan ledakan terjadi akibat adanya percikan akibat hubungan pendek listrik yang mengenai muatan BBM," ungkapnya.

Kepala Kantor Basarnas Kota Semarang, Zulhawary Agustiyanto menjelaskan, korban yang berhasil dievakuasi kebanyakan dilarikan ke RSUD Kartini yang memang tidak jauh dari lokasi.

"Kapal akan diberangkatkan tujuan Karimunjawa, saat kejadian Rosyid menghidupkan mesin dua kali. Setelah mesin dihidupkan terjadi ledakan hebat di kapal, dimungkinkan terdapat tumpahan BBM di kapal tersebut yang mengakibatkan korsleting dan kapal tersebut pecah lalu tenggelam," ujar dia.

Adapun Pelabuhan Jepara, setiap hari selalu ramai dengan kapal yang menyeberangkan warga Jepara ke Karimun atau sebaliknya. Perjalanan selama lima jam membuat warga selalu memanfaatkan perjalanan dengan membeli barang kebutuhan pokok.

Sistem distribusi BBM menggunakan kapal kayu sempat menjadi perhatian Menteri Perhubungan. Namun, rencana kedatangan menteri untuk membahas permasalahan distribusi BBM yang dijadwalkan awal bulan lalu batal karena padatnya agenda.

Video Terkini