Liputan6.com, Cirebon - Kasus pelaporan atas dugaan penipuan yang dilakukan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisasatra terus bergulir. Namun, Sunjaya menegaskan dirinya tidak seperti laporan dugaan penipuan oleh Elly Endriyani, wanita yang mengaku istri sirinya.
Bupati Sunjaya bahkan memamerkan kemesraan bersama istri sahnya, Wahyu Tjiptaningsih, usai mengikuti Sidang Paripurna HUT ke-535 Kabupaten Cirebon. Di hadapan para wartawan, Bupati Cirebon pun mencium sang istri.
"Saya sudah punya pengacara, jadi silakan tanya pengacara saya saja soal itu," ucap dia, Minggu, 2 April 2017.
Advertisement
Baca Juga
Sunjaya sekaligus membantah pernyataan Juladi, ayah Elly Endriyani, terkait kedatangannya ke rumah korban untuk meminta pencabutan laporan. Menurut dia, pengakuan Juladi tersebut tidak benar dan tak masuk akal terhadap laporan mereka yang dilayangkan ke polisi pada 23 Maret lalu.
Ia juga memastikan kesiapannya melaporkan balik Elly bersama Juladi dan penasihat hukumnya ke Polres Cirebon. Laporan tersebut, atas dugaan pencemaran nama baik kepada Bupati Cirebon.
"Tidak mungkin saya ke sana buat minta cabut laporan. Wong, laporannya saja bulan Maret, kok ke polisi," sebut Bupati Cirebon.
Tanggapan Istri Bupati
Sementara itu, istri sah Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih, mengaku tidak ingin berkomentar banyak terkait laporan yang dilakukan Elly kepada suami. Dia mengklaim sejauh ini hubungan keluarga berjalan lancar dan harmonis.
"Suami saya orang baik, perhatian kepada istri dan anak. Bagaimana pun juga kami adalah pemimpin bapak dan ibu bagi masyarakat Kabupaten Cirebon," ujar dia.
Keharmonisan keluarganya bersama Sunjaya terlihat dari komitmen keluarga yang selalu menyempatkan diri berkomunikasi, terutama kepada anak-anak mereka.
"Seperti sebelum berangkat sekolah anak anak dan orangtuanya makan bersama. Salat Magrib juga bersama. Setelah itu kami tanya perkembangan anak kami di sekolah. Ya, tidak ada masalah," tutur dia.
Sunjaya, menurut perempuan yang akrab disapa Ayu itu, selalu memberikan motivasi terkait perkembangan isu di daerah. Motivasi tersebut bertujuan agar Ayu tidak kaget dan selalu waspada terhadap isu-isu yang berkembang di tahun politik ini.
Ayu mengaku sudah terbiasa mendapat kabar tidak menyenangkan terhadap suaminya, terutama yang bermuara kepada internal keluarga. Dia pun mengaku wajar dan menganggap bagian dari risiko sebagai istri seorang pemimpin daerah.
Menurut Ayu, sejak tahun 2008, ia sudah biasa dapat kabar seperti itu. Namun, sebagai istri harus kuat menerima hal seperti itu.
"Bapak selalu katakan kepada saya untuk waspada. Nah, yang paling mudah dirusak ya isu yang menyangkut internal rumah tangga sendiri," sebut Ayu.
Kendati demikian, Ayu mengaku tidak mengetahui bagaimana sosok Elly Endriyani yang melaporkan Sunjaya atas dugaan penipuan. Bahkan, posisi Elly sebagai tim sukses Sunjaya saat Pilkada tahun 2013 lalu, Ayu pun mengaku tidak total mendampingi Sunjaya.
"Tapi saya mesra-mesra saja tadi gandengan tangan," dia memungkasi.
Advertisement
Laporan Dugaan Penipuan Nikah Siri
Sebelumnya, ayah Elly Endriyani, Juladi, angkat bicara perihal kronologi pernikahan siri dengan janji manis. Juladi mengaku, pada 7 September 2014, dia bersama sang anak datang ke Pendopo Bupati Cirebon untuk menagih janji akan diberikan pekerjaan dan dijadikan pegawai negeri sipil atau PNS.
Dalam pertemuan tersebut, Sunjaya menawarkan untuk menikahi siri Elly dan disetujui oleh Juladi.
"Kami diajak masuk ke kamar bertiga dan Pak Sunjaya bilang sudah daripada bekerja lebih baik nikah siri saja dengan saya. Saya dan anak pun akhirnya setuju karena dijanjikan dapat bulanan Rp 10 juta per bulan, rumah, dan jadi PNS," ujar Juladi, Jumat, 31 Maret 2017.
Dia mengaku, dalam proses pembuatan laporan ke Polresta Cirebon, Juladi pernah didatangi Sunjaya di kediamannya di Cirebon pada 22 Februari 2017. Kedatangan Sunjaya, kata dia, meminta pihak Elly dan keluarga mencabut laporan yang sudah ditangani tim penasihat hukum Elly.
Namun, Juladi tak terima sikap Sunjaya itu. Dia pun menolak cabut laporan dugaan penipuan atas nama anaknya yang telah disakiti.
"Saya menolak mencabut laporan itu karena perasaan sakit anak saya sudah dipendam cukup lama dan baru berani melaporkan ketika kami merasa cocok dengan tim kuasa hukum ini," Juladi memungkasi.