Sukses

Tinggal di Gubuk Tak Layak, Pria 3 Anak Tolak Jadi Pengemis

Bagi bapak tiga anak itu, bekerja keras menjadi caranya memuliakan hidup dibanding mengemis sebagai jalan keluar instan.

Liputan6.com, Gowa - Ali Daeng Tiro (51) tetap tegar menghidupi ketiga anaknya tanpa menjadi pengemis. Untuk itu, ia mengandalkan hasil menggarap sawah milik tetangganya untuk menghidupi diri dan anak-anaknya sekaligus mengajari mereka semangat pantang menyerah.

"Cukup menanamkan rasa ikhlas kepada apa yang telah ada saat ini. Itu saja yang saya ajarkan kepada anak-anak agar jangan pernah putus asa dalam menjalani kehidupan ini," kata Tiro saat ditemui Liputan6.com, Minggu, 2 April 2017.

Keluarga kecil Tiro tinggal di sebuah gubuk berdinding lempeng seng dan berlantaikan tanah. Meski dinilai tak layak, gubuk yang terletak di Desa Tanrara, Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa, Sulsel itu merupakan rumah mewah yang dapat melindungi keluarga kecilnya dari panas dan dinginnya cuaca.

"Yah pengen juga tinggal di rumah yang layak, tapi mau apa lagi? Inilah yang ada dan tentu saya sangat bersyukur," ujar Tiro.

Ketiga anak Tiro masih duduk di bangku sekolah. Si sulung Haidir Ali duduk di bangku kelas 3 SMU, Akbar di kelas 3 SMP dan si bungsi Sri Rahayu masih duduk di kelas 4 SD.

"Saya ingin anak-anak saya belajar dari proses kehidupan yang saat ini mereka jalani di mana tanpa belas kasih seorang ibu yang lebih awal menghadap Ilahi karena menderita sakit sejak si bungsu berusia 3 bulan," tutur Tiro.

Bagi Tiro, mengemis sama sekali tak terlintas di benaknya meski mereka harus hidup dalam kondisi serba kekurangan. "Karena kami yakin apa yang sedang ada saat ini merupakan jalan Tuhan untuk memuliakan kami. Dan itu yang kami pelihara untuk tidak mau mengemis," ujar Tiro.

Bagi bapak tiga anak itu, bekerja keras menjadi caranya memuliakan hidup dibanding mengemis sebagai jalan keluar instan. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Ketika bekerja di sawah saat musim menanam padi, Tiro mengakui sangat terbantu dengan kehadiran anak sulung dan anak keduanya sepulang sekolah. "Kalau musim panen, dua anak saya itu kadang membantu seharian di sawah dan memilih absen dulu untuk ke sekolah," kata Tiro.

Demikian juga ketika beraktivitas di rumah. Anaknya yang sulung bertindak seperti seorang ibu dengan mengerjakan hal-hal berkaitan dapur seperti memasak nasi, sayur dan lauk jika ada. Setelah itu, ia menghidangkan untuk bapaknya dan kedua adiknya.

Semangat pantang menyerah Tiro menarik perhatian Komunitas Indahnya Berbagi Makassar. Anggota komunitas, Irwan Nyengka mengaku sangat prihatin setelah melihat kondisi keluarga kecil Tiro.

"Insyaallah mendekat ini, komunitas Indahnya Berbagi Makassar akan berkunjung ke sana lagi untuk merenovasi rumah serta memberikan bantuan ala kadarnya kepada keluarga Bapak Tiro," ujar Irwan.

Tak hanya itu, Irwan juga berharap ada perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa untuk membantu meminimalkan penderitaan yang dialaminya.