Liputan6.com, Magelang - AMR, tersangka pembunuhan siswa SMA Taruna Nusantara, Kresna Wahyu Nurachmad rupanya tak cuma sekali ini saja terjerat kasus di sekolahnya.
Selain terjerat pidana dugaan pembunuhan, tersangka yang juga siswa kelas X sekolah punya catatan buruk selama belajar di sekolah semimiliter yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah tersebut.
"Nilai kepribadian dan akademik rendah. Itu yang menjadi PR dari pengasuh‎ karena yang kami didik tidak hanya akademik, tapi juga kepribadian," kata Kepala Humas SMA Taruna Nusantara Magelang Cecep Iskandar di sekolahnya, Senin, 3 April 2017.
Cecep juga mengungkapkan kepribadian AMR yang sering berbohong dan melabrak aturan. Dari laporan yang diterimanya, salah satu pelanggaran yang dilakukan anak tersebut adalah menyembunyikan ponsel. Padahal, para siswa SMA Taruna Nusantara dilarang membawa ponsel selama hari sekolah.
Advertisement
"Anak itu sering kali melakukan pelanggaran seperti halnya pernah mencuri sampo milik temannya. Terus berbohong dengan menyembunyikan ponsel, padahal bolehnya pegang ponsel kalau Sabtu sore dan Minggu saja," ucap dia.
Baca Juga
Sebelum terjadinya kasus pembunuhan tersebut, muncul kabar jika AMR mencuri buku tabungan milik temannya. Modusnya cukup berisiko. Ia memalsukan tanda tangan pemilik buku tabungan tersebut agar bisa mengambil uang di bank.
"Kebetulan, bank tersebut buka kas di kompleks sekolah. Uang yang diambil sebesar Rp 500 ribu," ujar Cecep.
Ia menjelaskan sebenarnya pihak bank akan memberikan rekaman CCTV di kantor kasnya untuk mengungkap pencurian itu. Hanya saja, sebelum kasus itu terungkap terjadilah kasus pembunuhan Kresna.
"Memang dalam penyelidikannya soal kasus pencurian buku tabungan itu mengarah ke dia, ‎tetapi belum terungkap. Bahkan, pada saat hari Jumat, bank sudah berjanji akan menyerahkan rekaman CCTV, tetapi malah keburu muncul kasus itu," tutur dia.
Cecep pun mengungkapkan jika dalam lingkungan kompleks SMA Taruna Nusantara yang bersangkutan sering dinilai sok jagoan oleh teman-temannya. Anak tersebut juga sering meremehkan orang lain dan menganggap dirinya itu lebih hebat.
"Anak itu seringkali ngomong kalau menghadapi orang lain yang lebih besar maupun lebih tinggi darinya, itu gampang karena dengan sekali diginiin saja kalah. Entah membual atau sok jagoan, itu sering diungkapkannya secara verbal," ujar dia.
Prestari Akademik Rendah
Ketika ditanya soal prestasi akademis, Cecep mengungkapkan jika AMR termasuk siswa yang nilai pelajarannya rendah. Hal ini terlihat dari peringkat yang ada di barisan bawah.
"AMR itu prestasi akademiknya rendah. Dia ranking lima dari bawah," Cecep memaparkan.
Kebiasaan lain selama dia bersekolah di SMA Taruna Nusantara yang membuat jengkel para pamong adalah sulitnya bangun tidur. Bahkan, pamong setiap subuh selalu sampai menggoyang-goyang dengan keras tubuh pelaku, tetap saja tak bangun.
"Saking sulitnya bangunin tidur, dia itu kalau digerak-gerakkan enggak bangun, sampai-sampai dibasuh air mukanya," ujar dia.
Dari sederet catatan buruk yang dilakukannya, yang paling fatal adalah dugaan pembunuhan rekannya sendiri Kresna Wahyu Nurachmad. Siswa kelas X itu ditemukan pada Jumat, 31 Maret 2017, sekitar pukul 04.00 WIB oleh pamong barak 17 dalam kondisi bersimbah darah dengan luka di bagian leher.
Korban kemudian dimakamkan di Pemakaman Umum Giriloyo Kota Magelang oleh pihak keluarga. Saat ini, Polres Magelang dibantu Polda Jawa Tengah terus memproses hukum terhadap tersangka AMR dalam kasus pembunuhan siswa SMA Taruna Nusantara.
Atas perbuatannya, AMR dijerat dengan Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.
Advertisement