Liputan6.com, Bone - Warga Kampung Tengah, Kelurahan Pallette, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan kini siaga penuh setiap hendak ke kebunnya masing-masing. Kesiapan ini seiring kejadian nahas yang menimpa seorang petani setempat, Darwis (50), yang nyaris ditelan ular piton sepanjang 7 meter, Sabtu, 1 April 2017 sekitar pukul 15.30 Wita.
"Kejadian yang menimpa Darwis membuat warga lainnya di sini lebih hati-hati dimana setiap hendak masuk ke kebunnya tidak sendirian dan bersenjata tajam berupa parang," kata Andi Syarif (43), warga setempat kepada Liputan6.com via telepon, Selasa (4/4/2017).
Selain itu, warga juga menjaga anak-anaknya agar tidak bermain sendirian di sekitar kawasan kebun yang rimbun. "Anak anak juga kami jaga agar tidak bermain di area kebun yang tak jauh dari rumah karena takutnya bisa jadi korban ular. Apalagi memasuki musim hujan," kata Syarif.
Advertisement
Ia mengaku, ular piton yang kemarin nyaris membunuh Darwis punya kawanan lain yang masih bersembunyi di sekitar kebun milik warga. Hanya saja ular-ular tersebut belum menampakkan diri.
"Tentu masih ada di sekitar kampung sini hanya saja belum nampak. Makanya warga harus selalu waspada melihat ke kanan dan ke kiri dan barang yang bergelantungan di sekitar pohon kakaonya. Jangan gegabah karena ular bisa beradaptasi di mana saja di sekitar pohon," jelas Syarif.
Baca Juga
Sebelumnya, Darwis yang merupakan petani kakao di Kampung Tengah, Kelurahan Pallette Kec. Tanete Riattang Timur, Kab. Bone nyaris ditelan ular piton, Sabtu 1 April 2017 sekitar pukul 15.30 Wita.
Untungnya Darwis berhasil lolos dari terjangan mematikan ular piton sepanjang 7 meter yang diyakini warga setempat sebagai penjaga hutan sekitar.
Kejadian bermula saat ia berangkat ke kebun untuk membersihkan alang-alang dari pohon kakaonya. Saat sedang membersihkan pohon pohon kakao, tiba tiba ular piton itu menggigit tangannya yang sedang memegang parang dan melilit kakinya.
"Parang yang saya pegang sempat jatuh namun saya kembali raih dan langsung menebas perut ular itu kemudian ular itu melepaskan lilitannya di kakiku selanjutnya hendak pergi tapi saya kejar lalu menebas kepalanya sehingga mati," terang Darwis.
Saat dililit ular piton itu, Darwis mengaku sempat berteriak memanggil warga setempat namun tak ada yang berani mendekat. "Saya sendirian berusaha melawan meski sempat sesak dan tak sadarkan diri tapi hanya berlangsung beberapa menit saya bangkit meraih kembali parang yang terlepas dari tanganku," jelas Darwis.
Usai membunuh ular piton tersebut, Darwis pun langsung berlari memberitahu warga setempat sehingga warga beramai-ramai mengerumuni ular tersebut dan Darwis sendiri dilarikan ke rumah sakit di Kab. Bone untuk menjalani perawatan medis.
"Alhamdulillah saya selamat sempat juga tak habis pikir dengan kejadian itu dimana saya berhasil selamat dari peristiwa maut," katanya.
Jauh sebelumnya, diakui Darwis, warga setempat sudah keseringan melihat ular piton berukuran besar di sekitar hutan dekat kebun kakao hanya saja dibiarkan begitu saja.
"Warga yakini kalau diganggu, ular piton itu malah bisa beringas dan mengganggu juga sehingga kadang dilihat jelas dibiarkan begitu saja," kata Darwis.