Sukses

Puluhan Granat Meledak, Suasana Desa di Tegal Mirip Medan Perang

Ada 81 granat aktif yang diledakkan hasil temuan petani di Slawi awal bulan lalu.

Liputan6.com, Tegal - Lebih dari enam jam lamanya puluhan kali suara ledakan granat terjadi di sebuah bukit kapur Desa Karangdawa Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin, 3 April 2017. Ledakan-ledakan itu terdengar hingga radius 500 meter lebih.

Suasana hening bukit kapur yang lokasinya berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah pemukiman tersebut mendadak mencekam. Suara ledakan itu benar-benar bikin suasana di sana seperti di medan perang.

Apalagi, belasan personel Brimob Polda Jawa Tengah, aparat Polres Tegal, dan aparat TNI setempat berada tak jauh dari suara ledakan yang berkali-kali terdengar.

Suara ledakan keras bertubi-tubi itu bukan dilakukan oleh kelompok radikal, tapi oleh tim Penjinak Bom Brimob Pekalongan. Bersama personel TNI, mereka sengaja meledakkan 81 granat jenis nanas aktif.

Granat nanas aktif itu ditemukan seorang petani bawang merah di Slawi bernama Warso pada Jumat, 3 Maret 2017, di sebuah pekarangan.

Granat yang diduga peninggalan jaman Belanda itu sengaja diledakkan karena dinilai berbahaya dan mengancam keselamatan siapapun yang berada di sekitarnya.

Lokasi bukit kapur di desa setempat itu dipilih lantaran letaknya jauh dari pemukiman warga.

Kasubden Penjinakan Bom Detasemen Gegana Brimob Polda Jateng, Kompol Maskudori mengatakan, granat-granat jenis nanas itu masih aktif kendati kondisinya berkarat.

"Mungkin karena sudah lama jadi kondisinya mulai berkarat. Karena berbahaya makanya kita ledakan di sini (bukit kapur) yang jauh dari pemukiman warga," ucap Maskudori.
Ada 81 granat aktif yang diledakan hasil temuan petani di Slawi pada awal bulan lalu.
Ia menambahkan, peledakan granat dilakukan menggunakan detonator yang dilekatkan pada luar casing granat. Setelah dipisahkan dari isinya, granat-granat yang akan diledakkan lalu ditanam dalam 14 lubang yang sudah disiapkan.

Beberapa granat dikaitkan menggunakan perekat dan disambungkan satu sama lain menggunakan kabel. Granat tersebut lalu dipendam di dalam tanah dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter.

Setelah dipendam, tim meledakannya dengan menggunakan detonator yang telah terhubung kabel dari jarak puluhan meter.  Eksekusi peledakan dilakukan dari pagi hingga sore hari. Proses disposal sempat tertunda lantaran hujan besar di lokasi.

Menurut dia, dari hasil identifikasi, kondisi granat tersebut cukup membahayakan jika meledak. Bahkan, kata dia, serpihannya bisa mencapai radius 50 meter. Apalagi dalam kondisi baru, serpihan ledakan bisa mencapai 500 meter.

"Granat tersebut cukup berbahaya dan mengancam keselamatan seseorang jika meledak," ujar dia menambahkan.