Sukses

Siswa Al Azhar Belajar Bahasa Inggris ke Lereng Merapi

Di lereng Merapi, para siswa Jakarta yang belajar bahasa Inggris juga belajar tentang adat istiadat warga setempat.

Liputan6.com, Yogyakarta - Bukannya ke luar negeri, ratusan siswa kelas 1 SMP Al Azhar 3 Bintaro, Tangerang Selatan, malah memperdalam bahasa Inggris ke Desa Pulesari, Wonokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta, yang ada di lereng Gunung Merapi.

Buhori Muhtar, Wakil Kepala SMP Al Azhar 3 Bintaro, menerangkan praktik bahasa Inggris itu melalui kegiatan English Camp. Salah satu tujuan kegiatan itu adalah untuk kemandirian siswa.

Anak didiknya juga dapat praktik di lapangan dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, mereka juga belajar langsung tentang budaya dan adat tradisi yang berkembang di desa.

"Kenapa di sini, karena didukung daya alam relatif nyaman dan dingin. Dan fokus kegiatan selain ramah tamah. Keramahan warga Pules Sari jadi pembelajaran tidak langsung bagi anak-anak kami," ujar Buhori, Rabu malam, 5 April 2017.

Buhori menjelaskan kegiatan praktik bahasa Inggris di luar kota ini sudah menjadi agenda tahunan dan diikuti 121 siswa. Agar tidak membosankan, acara dikemas dengan kegiatan outbond dan city tour di Yogyakarta.

Sebelumnya, agenda tahunan itu dilakukan di kampung Inggris di Kediri. Kegiatan yang dimulai pada 31 Maret sampai 6 April 2016 ini menjadi yang pertama di Yogyakarta.

"Ada kelas billing, jadi ada menggunakan konsep IPA dan Matematika menggunakan bahasa Inggris. Jadi, mempertajam skill bahasa Inggris dengan program English camp. Program ini dibantu komite sekolah atau dikenal jamiatul walidin," ujar Buhori.

Sementara itu, Ketua Jamiah SMP Al Azhar 3 Bintaro Lestari Dewi Paramita menjelaskan, kegiatan seperti ini akan dilakukan setiap tahun. Pasalnya, anak-anak bisa mengambil mengambil pelajaran dengan berinteraksi langsung di tengah masyarakat pedesaan.

"Insyaallah tiap tahun seperti ini. Penyedia, sarana dan prasarana, konsumsi, kita yang urus. Pentingnya koordinasi dan komunikasi kami sebagai pendatang karena orang Jawa kan masih ada unggah-ungguhnya," ujar dia.

Selain belajar langsung dengan warga sekitar, para siswa juga diajari untuk berbagi dengan membagikan kebutuhan pokok warga melalui bakti sosial. Anak anak juga terlibat langsung dalam pembagian tersebut. Harapannya, hasil dari baksos ini dapat bermanfaat bagi warga sekitar.

"Baksos kita sediakan 250 paket sembako dengan nilai barang Rp 55 ribu, tapi dijual Rp 20 ribu. Hasilnya diberikan ke desa, termasuk penjualan baju-baju bekas pakai. Semoga berkah bagi yang memberi dan memakai dari anak-anak ke desa," ujar Dewi.

Ketua Desa Wisata Pulesari Sarjana menilai kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga yang ada di Pulesari, sebab bakti sosial dan kedatangan rombongan siswa ini dinilai akan menjadi sumbangsih kemajuan desanya. Ia berterima kasih karena anak-anak seusia itu memiliki niat yang baik dalam kemajuan desa yang jauh dari asalnya.

"Sering seperti ini. Ini paling dominan pendidikan alam selain bahasa Inggris. Kami memang programkan seperti itu, terutama bahasa Inggris," ujar Sarjana.