Sukses

Gadis Pemalang Lompat ke Laut karena Galau Soal Cinta

Sempat terombang ambing di laut, gadis Pemalang yang coba bunuh diri karena cinta.

Liputan6.com, Pemalang - Seorang wanita muda berinisial MH (26) warga Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah nekat mencoba melakukan bunuh diri dengan cara melompat ke Laut Jawa. Pemicunya adalah persoalan cinta yang tak kunjung ada solusinya.

Aksi percobaan bunuh diri itu dilakukan MH pukul 12.00 WIB, Rabu 5 April 2017. Dia naik sepeda motor ke obyek wisata Taman Pesiar Widuri Pemalang.

Sebelum melompat ke laut yang dalam, MH memarkirkan sepeda motornya di tepi pantai. Untuk kemudian ia dengan berjalan kaki menuju laut ke tengah yang dalam.

Dia melompat dan sempat terombang ambil di laut. Beruntung aksi nekatnya itu diketahui oleh orang-orang yang ada di sekitar lokasi, sehingga mereka segera mencebur ke laut dan menarik MH dan membawanya ke daratan.

Petugas jaga dan anggota reskrim yang saat itu menerima laporan dari pamong Widuri langsung mendatangi lokasi. Saat petugas sampai, MH sudah bisa ditolong.

Selanjutnya MH dan sepeda motornya dibawa oleh petugas ke kantor kelurahan Widuri sambil menunggu keluarga dan pihak dari pemerintah desa.

Pada saat berada di kantor Kelurahan Widuri, MH cerita soal alasan dia mau bunuh diri. MH mengaku merasa pusing dan bingung karena masalah keluarga yang dihadapi.

"Kenapa saya lakukan tindakan ini, karena saya sudah nggak tau lagi harus bagaimana. Masalah pribadi yang saya alami ini keluarga juga tidak memberikan solusi. Makanya lebih baik saya pergi untuk selamanya," katanya.

Petugas yang saat itu ada di lokasi, Bripka Supriyanto, menyarankan kepada MH dan orangtuanya agar masalah tersebut dibicarakan secara baik-baik dan dicari jalan keluar terbaik.

"Saya minta persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan saja. Jangan sampai hal ini kembali terulang," ucap Supriyanto memperingatkan agar tak berusaha melakukan upaya bunuh diri lagi.

Selanjutnya petugas menyerahkan MH beserta sepeda motornya kepada orangtua dan perangkat desa yang menjemput.