Liputan6.com, Sumenep - Sebuah pabrik tahu di Dusun Karongkong, Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, meledak pada Kamis, 6 April 2016. Akibat ledakan itu, satu orang yang masih anak-anak meninggal dunia dan lima lainnya luka-luka.
Pabrik tahu itu rupanya baru dua hari dibuka, sehingga secara resmi belum beroperasi. Dalam dua hari terakhir, pengelola pabrik tahu tengah mengajari warga membuat tahu.
"Namun, entah kenapa tiba-tiba tabung tersebut meledak hingga menyebabkan orang yang berada di sekitar mengalami luka dan meninggal dunia," kata Kepala Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, Gazali.
Â
Saat kejadian, banyak warga berada di lokasi kejadian. Sebagian ada yang belajar proses pembuatan tahu. Sebagian lagi hanya menonton kegiatan itu.
Baca Juga
Di tengah kegiatan, tabung uap berukuran 90 cm x 1 meter meledak. Ledakan itu menyebabkan beberapa orang mengalami luka dan satu orang meninggal dunia.
Menurut Gazali, insiden meledaknya pabrik tahu yang terjadi di desanya sempat menggegerkan warga setempat. Daya ledak cukup keras, sehingga warga yang mendengar suara ledakan langsung berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian.
Advertisement
Setibanya di lokasi, warga langsung bergegas menolong korban dan melarikan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdekat untuk segera mendapat perawatan medis.
Korban meninggal ledakan pabrik tahu milik Abdurrahman (45) tersebut bernama Jansen Adi Irawan (12). Sementara, mereka yang terluka atas nama Dayat(40), Sahmuni (34), Iik (9) dan Abdurrahman (45).
Para korban yang terluka hingga saat ini masih di rumah sakit daerah setempat untuk mendapatkan perawatan medis.
"Pabrik tahu yang meledak masih baru, soalnya tadi malam baru selamatan. Tapi setelah dua hari mengajari orang yang hendak bekerja, tiba-tiba tabungnya meledak," tutur Gazali.
Kapolres Sumenep AKBP Joseph Ananta Pinora mengatakan, insiden meledaknya pabrik tahu disinyalir lantaran keran tabung uap tidak dibuka, sehingga tabung tersebut meledak.
"Ini murni karena ketel uap yang meledak dan isinya ketel uap itu adalah air untuk pembuatan tahu tradisional. Di sini kita lihat masih dua hari beroperasi, dan ini adalah hari kedua," tutur Pinora.
Atas kejadian itu, Polres Sumenep memasang garis polisi di lokasi kejadian guna mempermudah penyelidikan lebih lanjut. Dalam penyelidikan nanti, lanjut Pinora, akan dilihat sejauh mana prosedur pembuatan tahu yang sebenarnya dan penyebab terjadinya ledakan terhadap tabung gas uap.
"Korban yang meninggal akibat terkena tertimpa tutup ketel uap di kepalanya. Anak itu ikut orangtuanya untuk melihat pembuatan tahu secara tradisional," ucap dia.