Sukses

Zumi Zola Ajak Jepang Tangani Limbah Berbahaya

Menurut Zumi Zola limbah di Jambi selain mengancam kesehatan juga kerap menimbulkan masalah di tengah masyarakat

Liputan6.com, Jambi - Gubernur Jambi, Zumi Zola tengah serius mengatasi masalah limbah yang kerap menjadi masalah bagi warga Jambi. Limbah tersebut mulai dari limbah medis, sawit, karet hingga limbah rumah tangga.

Menurut mantan artis dan pesinetron ini, salah satu upaya adalah dengan mengajak investor dari Jepang untuk bekerja sama. Selain itu, Zola menyebut langkah tersebut sebagai promosi Jambi di tingkat nasional dan internasional.

"Kerjasama dengan investor Jepang ini sebagai langkah pembangunan. Tentunya investor yang benar-benar terpercaya dan berpengalaman," ujar Zumi Zola di Jambi, Jumat (7/4/2017).

Menurut dia, pertemuan dengan investor asal Jepang tersebut sudah beberapa kali dilakukan. Terakhir pada Kamis, 6 April 2017 kemarin. Investor asal Negeri Sakura itu tertarik menanamkan modalnya dalam pengelolaan limbah rumah tangga, medis dan kelapa sawit.

"Khusus kelapa sawit adalah berupa sampah tandan buah kosong yang nantinya dijadikan bahan bakar dan pupuk," kata Zola.

Ia menerangkan, untuk limbah sawit maupun pabrik beberapa kali memicu keributan di tengah masyarakat. Tak jarang, sekelompok warga yang rumahnya berdekatan dengan pabrik sawit kerap mengeluh akan bau yang tidak sedap karena limbah. Belum lagi bahaya lain yang ditimbulkan karena pengelolaan limbah yang serampangan.

Bentuk kerjasamanya, Pemprov Jambi nantinya akan menyediakan lahan untuk pembangunan pabrik pengelolaan limbah serta proses perizinannya.

"Untuk langkah selanjutnya adalah kami (Pemprov Jambi) akan melakukan kajian terlebih dahulu. Keuntungan apa yang akan didapat masyarakat nanti," ujar Zola mengakhiri.

Eng Bayu Indrawan selaku perwakilan dari Shinko Teknik Indonesia yang merupakan anak perusahaan asal Jepang menjelaskan, pengolahan limbah dengan memanfaatkan sampah menjadi energi bio massa sangat membantu mengatasi permasalahan limbah. Caranya adalah dengan mengonversi limbah menjadi bahan bakar padat dan cair, sehingga semua limbah dapat diproses kecuali besi dan kaca.

Menurut Eng, proses tersebut sudah dilakukan di salah satu kawasan perumahan elit di Tangerang. Dari pengolahan limbah tersebut dapat menampung 50 ton perhari dengan kapasitas 100 ton perhari. Sementara limbah cair yang dihasilkan mencapai 2.000 liter perhari, di mana limbah cair tersebut setara dengan solar atau premium.

"Jika kerjasama ini bisa dilaksanakan, Jambi menjadi yang pertama di Pulau Sumatera dalam pengolahan limbah ini," kata Eng.

Video Terkini