Liputan6.com, Pekalongan - Dalam rangka peringatan Hari Kartini ke 138 Tahun 2017 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan melalui Tim Penggerak (TP) PKK dan Dekranasda bakal mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Adapun pemecahan rekor MURI bertajuk "10 Ribu Perempuan Berkebaya" itu dilakukan dengan mengumpulkan 12 ribu lebih perempuan berkebaya pada saat apel besar Hari Kartini pada 21 April 2017 mendatang di Alun-alun Kajen.
Rencananya peserta apel terdiri dari PNS perempuan di Kabupaten Pekalongan, desa, anggota PKK se-Kabupaten Pekalongan, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Fatayat, Aisyiah, Muslimat NU, SMU se-Kabupaten Pekalongan, Perbankan, IGTKI, HIMPAUDI, PGRI, Dekranasda, dan Puskesmas se-Kabupaten Pekalongan serta masyarakat umum.
Bersama dengan tamu undangan, para 'Kartini' itu juga akan melakukan penandatanganan bentangan kain yang mengelilingi Alun-alun Kajen setelah Deklarasi Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK).
"Dengan adanya Sepuluh Ribu Perempuan Berkebaya, diharapkan budaya berkebaya sebagaimana dilakukan para orangtua kita pada zaman dulu dan sebagian sampai sekarang masih ada yang mengenakan, bisa diteruskan dan dikenalkan pada generasi kita," ucap Ketua TP PKK Kabupaten Pekalongan, Munafah di Rumah Dinas Bupati setempat, Jumat, 7 April 2017.
Baca Juga
Selain mengikuti apel besar, peserta juga bisa menikmati makanan tradisional dan minuman yang disediakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Mereka baru bisa menyantap setelah sajian tersebut dinilai oleh tim Penilai Lomba Sajian Menu Olahan Tradisional untuk mendapatkan 10 sajian terbaik.
"Peringatan Hari Kartini akan dimeriahkan bazar yang akan memamerkan dan menjual kerajinan daerah Kabupaten Pekalongan. Stan bazar digelar di depan Masjid Al-Muhtarom," dia menambahkan.
Seusai acara di Alun-alun Kajen, peringatan Hari Kartini dilanjutkan dengan Sarasehan yang menghadirkan narasumber Tuti Marlina (Pendiri Komunitas Berkebaya) dan Alim Ruswantoro (SPAK). Sarasehan diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Pekalongan.
Manafah menjelaskan, maksud dan tujuan kegiatan hari itu antara lain untuk mengingatkan kembali suri tauladan dan semangat juang RA Kartini di kalangan masyarakat, meningkatan keadilan dan kesetaraan gender, serta meningkatkan pengetahuan dan peran perempuan dari bidang budaya, pendidikan, dan pemerintahan.
Selain para perempuan yang berkebaya, para Kepala OPD dan tamu undangan lainnya, pengurus PKK dan Dekranasda yang laki-laki akan mengenakan pakaian tradisional, yakni beskap dalam kegiatan tersebut.
Bahkan para jurnalis yang meliput juga diimbau untuk mengenakan kebaya bagi yang perempuan dan beskap bagi yang laki-laki.
Perwakilan dari Komunitas Perempuan Berkebaya (KPB) dari Jakarta, Rahmi mengatakan, mendukung penuh penyelenggarakan acara Sepuluh Ribu Perempuan Berkebaya di Kabupaten Pekalongan.
Sebelumnya, yakni pada tanggal 3 Maret lalu, digelar acara Seribu Perempuan Berkebaya di Jakarta yang diikuti perempuan dari beberapa daerah di Indonesia, termasuk dari Kabupaten Pekalongan yang dipimpin oleh Munafah Asip Kholbihi.
"Sehingga, dengan rencana acara 10 Ribu Perempuan Berkebaya yang akan diselenggarakan di Kabupaten Pekalongan, tentu kami dukung penuh," ucap Rahmi terkait rencana pemecahan rekor muri saat Hari Kartini di Pekalongan nanti.