Liputan6.com, Cirebon - Puluhan siswa SDN Suranenggala Desa Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, terpaksa belajar di lantai musala dekat sekolah mereka. Tanpa meja dan tikar di lantai, para siswa terlihat bersemangat mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Para siswa yang belajar di musala tersebut merupakan siswa kelas 3 dan 4 SDN 1 Suranenggala. "Kalau kelas 3 jumlahnya 29 orang dan kelas 4 jumlahnya 19 orang," kata guru kelas 3 SDN 1 Suranenggala Kabupaten Cirebon, Nuratih, Jumat, 7 April 2017.
Aktivitas belajar di musala tersebut sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Ruang belajar dibatasi oleh sekat papan tipis memanjang di antara tempat salat wanita dan pria.
Kondisi itu lantaran keterbatasan ruang kelas di SDN 2 Suranenggala sejak dimekarkan pada 1986. Pihak sekolah juga pernah menerapkan sistem belajar pagi dan siang hari.
Namun, kata dia, sistem belajar tersebut dianggap tidak efektif dan membuat semangat belajar siswa kendur."Pernah diterapkan belajar bergantian pagi dan siang, tapi kalau satu guru tidak berangkat kasihan guru yang lain. Selain itu, anak-anak juga kasihan sudah terlanjut capek belajar siang karena paginya pasti mereka banyak main," tutur Nuratih beralasan.
Baca Juga
Advertisement
Selain tidak efektif belajar, dinginnya lantai musala cukup membuat siswa kerap mengeluh kesakitan. Sebagian besar siswa mengeluh kesakitan di bagian punggung mereka.
"Lantai musala kan dingin, sementara di sini tidak ada meja satupun. Siswa kalau mengerjakan tugas ya tengkurap, kadang kalau mereka tidak kuat nahan sakit, ya saya izinkan pulang," tutur dia.
Pihak sekolah mengaku sudah berulang kali mengajukan tambahan kelas ke pemerintah setempat. Namun, tak kunjung ada penjelasan dan realisasi dari pemerintah setempat.
"Lahan masih cukup untuk dibangun tiga kelas lagi dan warga tidak masalah kok. Disdik juga pernah datang kesini tapi tidak tahu kapan direalisasikan," ucap Nuratih.
Pada kesempatan itu, Nuratih mengatakan SDN 2 Suranenggala Kabupaten Cirebon juga merupakan bekas sekolah Wakil Bupati Cirebon Tasiya Soemadi Al Gotas yang kini menjadi buron.
Tukar Guling
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Asdullah mengatakan, pihaknya tengah dalam proses tukar guling dengan tanah desa di sekitar sekolah. Namun, lanjut dia, tukar guling baru bisa terealisasi jika sudah ada izin dari Gubernur Jabar. Â
Dia mengatakan, tahun ini sekolah tersebut sudah mendapat bantuan berupa dua ruang kelas baru dari pemerintah pusat. Sementara tahun depan, pemerintah daerah akan menganggarkan untuk dua ruang kelas lainnya agar sekolah memenuhi standar nasional.
"Standar nasional itu kan setiap ada enam kelas dan satu ruang guru. Ditambah lapangan untuk upacara dan tempat bermain anak," ujar Asdullah.
Terbatasnya lahan membuat kepala desa dan warga berinisiatif untuk merelokasinya ke suatu lahan yang tidak jauh dari tempat saat ini. "Kalau kita paksakan pembangunan di situ susah juga, tidak ada tempatnya dan tidak ada lahan lapangan. Sehingga hasil musyawarah akan direlokasi," kata dia.
Kebijakan relokasi juga untuk menghindari pembangunan yang nantinya malah bermasalah ke depannya. Jika semua prosedur telah dijalankan, pembangunan sekolah relokasi SDN 2 Suranenggala langsung dibangun sehingga anak-anak bisa belajar dengan nyaman dan aman.
SDN 2 Suranenggala masih satu halaman dengan SDN 1 Suranengala yang dulunya adalah pemekaran. SDN 2 Suranengala berada di bagian belakang SDN 1 Suranenggala yang berdekatan dengan musala dan pemukiman warga.