Sukses

Mama Cantik Siap Jaga Cabai Nona

Harga cabai masih naik turun. Pemerintah daerah menyiapkan beragam aksi antisipasi lonjakan harga cabai.

Liputan6.com, Purbalingga - Harga cabai merepotkan pemerintah dan warga berbagai daerah. Sejauh ini harga cabai masih naik turun. Upaya antisipasi lonjakan harga cabai terus dirintis di berbagai daerah.

Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, misalnya, meluncurkan gerakan "Macan Manis" atau kepanjangan dari mama cantik menanam lombok cengis. Gerakan ini upaya mendorong masyarakat gemar menanam hortikultura.

"Gerakan Macan Manis merupakan akronim dari mama cantik menanam lombok cengis atau cabai rawit," kata Kasi Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, Supriyanto, dilansir Antara.

Gerakan tersebut akan diluncurkan oleh Bupati Purbalingga pada 11 April 2017 di Alun-alun Purbalingga. "Kami ingin menggerakkan masyarakat untuk gemar menanam tanaman holtikultura," kata dia.

Dia mengatakan tujuan gerakan tersebut juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya lahan pertanian di sekitar rumah agar diolah menjadi lebih produktif.

"Setidaknya ibu-ibu rumah tangga didorong untuk mengelola lahan pekarangan dengan ditanami tanaman apotek hidup, lumbung hidup, hortikultura, termasuk lombok cengis," kata dia.

Pada peluncuran gerakan itu, pihaknya akan mendatangkan 1.250 perempuan dari berbagai elemen masyarakat. Selain Kecamatan Purbalingga, kata dia, di 17 kecamatan lainnya juga akan menanam cabai rawit.

Alasan cabai rawit dipilih karena jenis tanaman cabai yang adaptasinya lebih tinggi terhadap lingkungan. Kedua, cabai rawit resisten terhadap serangan penyakit.

Ketiga, lombok cengis termasuk berumur panjang dibandingkan tanaman sejenis. "Keempat pada saat yang lalu harga cengis lumayan bagus," kata Supriyanto.

2 dari 3 halaman

Cabai Nona

Sementara itu, harga cabai nona di Ternate, Maluku Utara (Malut), yang pada pekan lalu turun dari Rp 60.000/kg menjadi Rp 50.000/kg, awal pekan ini melonjak menjadi Rp100.000/kg.

"Pekan lalu memang harga cabai nona turun karena saat itu stok banyak. Tetapi saat ini stok sangat kurang, sehingga harganya melonjak menjadi Rp 100.000/kg," kata salah seorang pedagang di pasar Higienis Ternate, Munjia, Senin (10/4/2017), dilansir Antara.

Berkurangnya stok cabai nona itu karena pasokan dari Sulawesi dan sejumlah kabupaten dari Halmahera, seperti dari Halmahera Timur dan Halmahera Barat yang pada pekan lalu cukup banyak, sejak akhir pekan lalu tidak ada lagi pasokan.

Menurut Munjia, harga cabai keriting yang pada pekan lalu sempat anjlok dari Rp 50.000/Kg menjadi Rp 20.000/Kg, pada awal pekan ini juga naik menjadi Rp 50.000/kg.

Demikian pula harga cabai rawit yang pada pekan lalu turun dari Rp 70.000/kg menjadi Rp 50.000/kg, pada awal pekan ini kembali naik menjadi Rp 70.000/kg.

Menurut Munjia, untuk harga bawang merah dan bawang putih pada awal pekan ini harganya tetap stabil jika dibandingkan dengan pekan-pekan sebelumnya Rp 40.000/kg, karena stoknya di pasaran masih cukup banyak.

Sementara itu sejumlah konsumen di Ternate mensinyalir melonjaknya harga cabai di Ternate, khususnya cabai nona, karena adanya permainan para pedagang dengan cara sengaja menyembunyikan stok untuk mendorong naiknya harga.

"Pekan lalu stok banyak dan harganya turun, tetapi anehnya hanya dalam beberapa hari stok tiba-tiba berkurang dan harga melonjak. Untuk itu Disperindag terus menyelidikinya," kata seorang warga Ternate, Jufri.

3 dari 3 halaman

Bibit Cabai di Kota Apel 

Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, siap menyebarkan lebih dari 13 ribu bibit cabai ke warga. Ini sebagai langkah antisipasi kenaikan harga cabai yang selalu terjadi tiap tahun sekaligus menekan inflasi.

Kepala Dinas Pertanian Kota Malang Indri Ardoyo mengatakan, bibit cabai itu disebar ke 57 kelurahan untuk ditanam di kebun toga kampung dengan masing-masing sedikitnya 200 bibit.

"Kelurahan sampai PKK di tiap kelurahan bisa mengusulkan untuk wilayah mereka. Sekarang sudah se Kecamatan Sukun yang sudah dibagi bibit itu," kata Indri di Malang, Senin (10/4/2017).

Setiap awal tahun, harga cabai selalu melambung tinggi. Itu menjadi masalah nasional yang berdampak ke daerah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2017 Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,24 persen.

Cabai menjadi salah satu komoditas yang turut menyumbang angka inflasi itu. Harga cabai saat itu sempat menyentuh Rp 140 ribu per kilogram.

"Karena itu harus kita antisipasi dengan memiliki ketersediaan yang cukup. Agar bisa menstabilkan harga dan menekan inflasi," tutur Indri.

Indri menambahkan, agar program penyebaran bibit cabai ini tetap berkesinambungan kelurahan diminta turut menyediakan lahan yang dikelola warga bersama–sama. Masyarakat diharapkan tetap bisa merawat dan terus berkembang yang bisa dimanfaatkan bersama.

"Agar tetap merawat setelah memetik hasilnya dan terus berkembang. Bisa menutupi kebutuhan masyarakat," ujar Indri.

Video Terkini