Sukses

Pemicu Longsor Susulan Ponorogo Versi Tim Tanggap Darurat PVMBG

Salah satu pemicu longsor susulan Ponorogo adalah keberadaan kebun jahe.

Liputan6.com, Bandung - Longsor susulan yang terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menghentikan semua proses evakuasi dan pencarian kkorban. Tim tanggap darurat dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mengidentifikasi sejumlah pemicu longsor susulan itu.

Setelah berada di lokasi bencana selama empat hari, tim tanggap darurat PVMBG Badan Geologi menyebut terdapat tujuh faktor penyebab terjadinya gerakan tanah atau longsor.

Menurut Ketua Tim Tanggap Darurat Ponorogo PVMBG Badan Geologi Hery Purnomo, salah satu pemicunya adalah kemiringan lereng yang terjal lebih dari 45 derajat.

"Selain itu, sifat fisik tanahnya pelapukan yang gembur, bersifat lepas dan sarang sehingga air hujan cepat masuk ke dalam tanah, menyebabkan tanah menjadi jenuh," kata Hery melalui keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Senin, 10 April 2017.

Hery menjelaskan adanya retakan-retakan pada tebing bagian atas yang terjadi beberapa pekan sebelum terjadinya longsoran, sambung dia, menyebabkan air hujan cepat masuk ke dalam tanah. Hal itu memicu tanah menjadi jenuh dan bobot massa tanah serta tekanan air pori tanah meningkat dan membuat daya ikatnya menurun.

Hery menambahkan kurangnya daya ikat tanah itu kemungkinan besar disebabkan adanya perubahan fungsi lahan hutan pinus menjadi ladang atau tegalan tanaman jahe.

"Kurangnya tanaman keras berakar kuat dan dalam yang dapat berfungsi menahan lereng," ucap Hery.

Hery mengatakan kawasan yang terjadi bencana longsor merupakan termasuk di zona lemah dan diperkirakan terdapat struktur patahan atau sesar. Atas temuan sementara pemicu tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur tersebut, PVMBG kembali akan menurunkan tim tanggap darurat.

Mereka ditugasi untuk memeriksa lokasi gerakan tanah di lokasi longsor susulan secara detail. Mereka juga akan menganalisa tingkat kerawanan terkait potensi terjadinya gerakan tanah susulan untuk memberikan arahan dan rekomendasi teknis.

Video Terkini