Sukses

Lebam Biru di Mata Si Bungsu Korban Selamat Pembunuhan di Medan

Si bungsu yang menjadi satu-satunya korban selamat dari upaya pembunuhan itu sering mengigau memanggil nama orangtuanya.

Liputan6.com, Medan - Dengan mata lebam dan sejumlah luka di tubuhnya, Kinara (sebelumnya disebut Kirana), si bungsu korban selamat dari pembunuhan, terbaring lemah di atas tempat tidur ruang Teratai 2, di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut, Jalan KH Wahid Hasyim, Medan.

Setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Mitra Medika, Jalan KL Yos Sudarso, Tanjung Mulia, perawatan bocah berusia 4 tahun itu akhirnya dipindahkan ke rumah sakit milik Polri.

Sejak dipindahkan, Kinara sering mengigau dan sesekali menangis mengingat kedua orangtuanya, Rianto (40) dan Yani (35). Hal itu disampaikan Kepala Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Sumut AKBP dr A Nyoman Eddy.

"Sering ngigau. Hal ini karena trauma yang dialami Kinara. Apalagi anak ini satu-satunya anggota keluarga yang selamat," kata Nyoman, Senin, 10 April 2017.

Meski masih sering mengigau, kondisi Kinara menurut Nyoman semakin membaik sejak dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Ia saat ini didampingi pihak keluarganya, sementara pihak rumah sakit menyiapkan tim medis untuk penanganan kesehatan Kinara.

"Tim medis diisi dokter spesialis anak, spesialis penyakit dalam dan psikolog. Untuk proses pemulihan, semua sudah disiapkan," ucap Nyoman.

Pihak rumah sakit juga membatasi tamu yang ingin menjenguk Kinara. Hal itu berlaku selama proses perawatan dan mempercepat proses pemulihan trauma yang dialami bocah perempuan itu.

Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution saat mengunjungi Kinara mengatakan, secara fisik kondisi matanya masih tampak lebam membiru. Kondisi itu membuat Akhyar merasa sangat miris dan mengutuk keras perbuatan pembunuh yang tega menghabisi nyawa satu keluarga dan menganiaya Kinara.

"Ini pelakunya sangat biadab. Anak balita yang tak tahu apa-apa, bisa mengalami trauma fisik dan psikis yang sangat luar biasa seperti ini," kata Akhyar.

Ia juga mengatakan, dari hasil koordinasi dengan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, tahap pemulihan Kinara telah disusun sedemikian rupa. Setelah pemulihan fisik, nantinya akan fokus pada perawatan kemudian berlanjut kepada penanganan psikis.

Untuk penanganan masa depan Kinara, termasuk bantuan yang diberikan, Akhyar menyebut pihaknya akan membahas hal itu dengan keluarga Kinara terlebih dulu.

"Akan bicara dengan keluarga atau ahli warisnya dulu. Dia kan punya keluarga. Kita bicarakan dulu, ya," ujar dia.

Sebelumnya, warga di kawasan Pasar 1, Gang Tengah, Mabar, Kota Medan, Sumatera Utara, dihebohkan dengan kasus pembunuhan. Satu keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya pada Minggu, 9 April 2017.

Seorang warga sekitar, Suharman mengatakan, satu keluarga yang ditemukan tewas tersebut pasangan suami istri Rianto (40) dan Yani (35), kemudian kedua anak mereka, Naya (14) dan Gilang Laksono (10) serta mertua Rianto, Marni (50). Sementara, putri bungsu pasangan Rianto dan Yani yang berusia empat tahun bernama Kinara, kritis.

Kelima jenazah korban pembunuhan itu kini dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim di Jalan Kawat VII, Gang Wakaf, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara‎, setelah salat Zuhur kemarin.