Sukses

Detik-Detik Dramatis Pembunuhan Bos Geng Motor Versi Saksi

Saksi sempat meminta bantuan polisi. Polisi yang tidak langsung datang membawa bos geng motor itu.

Liputan6.com, Cirebon - Pembunuhan bos geng motor Moonraker Cirebon Eman Suherman alias Akang pada Jumat dini hari, 17 Maret 2017, berlangsung dramatis. Hal itu terungkap saat penyidik Polresta Cirebon, Jawa Barat, menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan bos geng motor tersebut di tempat kejadian perkara (TKP), Jalan Mochammad Toha, Kota Cirebon.

Dalam reka ulang kasus pembunuhan bos geng motor Cirebon, Mimin selaku saksi mata, terlihat sibuk memberitahukan kronologi pembacokan terhadap Akang.

Mimin merupakan salah seorang saksi mata yang melihat peristiwa pengejaran hingga akhirnya Akang terbunuh. Mimin yang juga anggota geng motor Moonraker Cirebon tersebut mengaku sempat menjerit saat melihat korban dibacok pelaku.

"Saya teriak minta tolong, tapi tidak dihiraukan malah jadi tontonan warga sekitar, mungkin warga takut dijadikan saksi. Saya sampai nangis minta tolong. Mau bantu, tapi pelaku pakai celurit," ucap dia usai mengikuti rekonstruksi, Selasa (11/4/2017).

Saat pelaku kabur usai membacok korban, Mimin panik dan bergegas lari mencari bantuan. Mimin akhirnya sampai di depan Kantor Polresta Cirebon dan langsung meminta bantuan.

Tak lama setelah meminta bantuan, Mimin kembali ke lokasi pembunuhan korban. Namun, polisi tidak langsung datang ke lokasi untuk membawa korban. Mimin mengaku korban masih terkapar bersimbah darah di TKP pembacokan, sedangkan polisi tak kunjung datang.

"Secara bersamaan saya datang melihat korban masih terkapar. Ada teman datang, saya langsung nekat bawa korban ke Rumah Sakit Pelabuhan, pakai motor saya yang nyetir berboncengan sama teman saya. Mungkin karena kehabisan darah, korban akhirnya meninggal," ujar dia.

Penyidik Polresta Cirebon menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan bos geng motor. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Polisi, kata Mimin, mengaku saat meminta pertolongan tidak ada di TKP lantaran bersamaan dengan peristiwa lain di lokasi yang berbeda. Dia mengatakan, polisi langsung datang ke rumah sakit dan mengidentifikasi korban.

"Polisi pikirnya waktu saya minta bantuan lokasinya bukan yang di Jalan Toha, tapi di tempat lain. Padahal, pembunuhan korban di Jalan Toha," kata dia.

Mimin menyebutkan, saat kejadian, korban Akang tengah berboncengan dengan sang pacar. Korban yang terjatuh berlari mengambil kursi kayu yang ada di sekitar TKP juga bermaksud melindungi sang pacar.

"Tapi si Akang malah yang terbunuh sendiri dan memang seperti direncanakan pelaku sudah mengincar Akang," dia menambahkan.

Rekonstruksi di TKP itu ramai dikerumuni warga dan anggota geng motor Moonraker Cirebon. Polisi bersikap tegas menertibkan warga yang melintasi garis polisi karena ingin melihat dari dekat reka ulang kasus pembunuhan bos geng motor Cirebon.

Penyidik Polresta Cirebon menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan bos geng motor. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Adapun dua tersangka pembunuh bos geng motor Moonraker Cirebon Eman Suherman alias Akang (27) berinisial S alias Cepot (28) dan R alias Kiki (19) ditangkap oleh tim Spesialis Response Team (SRT) Polresta Cirebon.

Mereka ditangkap polisi pada Senin, 27 Maret 2017, sekitar pukul 11.10 WIB, di Perumahan Layar 3, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Barat. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus mengatakan, keduanya merupakan warga Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Dua tersangka yang ditangkap itu merupakan anggota tim eksekutor yang membacok bos geng motor Cirebon tersebut hingga tak bernyawa.

Â