Liputan6.com, Pemalang - Proses pembangunan Tol Pejagan - Pemalang Seksi III dan IV baru mencapai 35 persen sehingga target untuk bisa beroperasi pada musim Mudik Lebaran 2017 terancam tak bisa tercapai.
Pangkal masalah pembangunan jalan tol sepanjang 37 kilometer itu terletak pada pembebasan lahan. Salah satunya di Desa Sidakaton yang masih berdiri sebuah rumah mewah di tengah proses pembangunan.
Hingga kini, pemilik belum sepakat dengan harga ganti rugi yang diajukan panitia pembebasan lahan. Selain itu, masalah yang sama juga terjadi pada sebidang lahan di Kecamatan Balamao, Kabupaten Tegal, yang letaknya tepat di tengah jalur tol.
"Memang dua titik itu yang paling krusial, karena berada di tengah tol. Pemilik dua lahan itu juga sedang mengajukan kasasi. Kami juga sedang menunggu keputusan MA (Mahkamah Agung)," ucap pimpinan proyek Tol Pejagan-Pemalang Mulya Setiawan, Selasa, 12 April 2017.
Dengan situasi itu, pihaknya menyiapkan solusi darurat jika hingga Lebaran nanti belum juga ada keputusan. Di Sidakaton misalnya, pihaknya akan membuat jalan darurat di kanan dan kiri rumah tersebut.
Adapun ruas tol yang akan berfungsi dalam arus mudik mendatang rencananya dilapisi beton lapis pertama. Jalan itu akan dibuat selebar 7 meter dengan hanya satu lajur yang bisa berfungsi. Jalan tersebut juga hanya beroperasi pada siang hari.
"Ya kalau malam belum bisa digunakan karena belum ada penerangan," kata dia.
Wawan mengungkapkan, beberapa titik ruas tol sudah dilakukan pengecoran tahap pertama. Pada 5 kilometer pertama dari Brebes Timur, akan dibangun gerbang pintu tol. Gerbang itu sebagai pengganti pintu keluar di Brebes timur.
Baca Juga
Advertisement
Gerbang tol itu nantinya akan menjadi pintu keluar bagi pengendara yang ingin meneruskan perjalanan dari Tol Cipali langsung ke Pemalang. "Nantinya pembayaran itu untuk perjalanan dari Cipali ke Brexit. Kalau dari Brexit ke Pemalang tidak bayar alias gratis," kata Wawan.
Sementara itu, Manajer Pengadaan Lahan PT Pejagan Pemalang Tol Road (PPTR), Wahyu Sukmana, mengungkapkan saat ini pembebasan lahan sudah mencapai 95,5 persen. Rinciannya, di Seksi III ada 97,8 persen, sedangkan di Seksi IV mencapai 98,9 persen.
"Masih ada 30 bidang yang belum dibebaskan," ucap Wahyu.
Masalah pembebasan lahan juga terjadi di Tol Pemalang-Batang. Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) Tol Pemalang-Batang Usman Muchtarom mengungkapkan saat ini lahan yang sudah dibebaskan mencapai 98 persen.
"Saat lebaran nanti sudah mencapai 100 persen," ucap Usman.
Jika jalan tol dapat dioperasionalkan hingga Pemalang, tidak lagi di Brebes, artinya titik keluar tol bertambah lagi yakni di Tegal dan Pemalang. Menurut Kasatlantas Polres Brebes AKP Arfan Zulkan Sipayung, bertambahnya pintu keluar tol diharapkan dapat mengurangi arus kendaraan baik di jalan tol maupun arteri pantura.
"Dioperasionalkannya jalan tol hingga Pemalang saat mudik nanti, diharapkan kejadian Brexit pada 2016 lalu tidak terulang," ucap Arfan.
Kendati demikian, pemerintah belum memutuskan apakah jalan tol bisa fungsional atau bisa digunakan hanya sampai Pemalang, atau bisa sampai ke Batang bahkan ke Nyaliyan Semarang.
"Keputusan itu akan diambil jika masa mudik sudah dekat sambil melihat progres pembangunan jalan tol Trans Jawa itu," kata dia.
Tol Pejagan- Pemalang terdiri dari empat seksi, Seksi I dan II (Pejagan- Brebes Timur) telah selesai dibangun dan dioperasionalkan pada 2016 lalu. Sementara, untuk Seksi III dan IV masih dalam proses konstruksi.
Progres Pembangunan Tol Pemalang Lambat
Kasatlantas Polres Pemalang AKP Riswanto mengatakan menjelang masa mudik Lebaran 2017, polisi meninjau lapangan sepekan sekali untuk mengetahui perkembangan jalan tol.
"Berdasarkan survei kami, di Pemalang ada sejumlah titik yang akan dilalui jalan tol namun belum terlihat pembangunan sama sekali, masih berupa sawah dan terkesan lambat," ucap Riswanto.
Ia membeberkan, dari 10 kilometer lintasan yang akan dibangun jalan tol, baru empat kilometer yang sudah digarap. Pihaknya mengaku kecewa dengan perkembangan pembangunan jalan tol yang dinilai belum matang.
"Bahkan, lahan yang sudah digarap untuk pembangunan jalan tol, tadi ada jalan yang baru dibeton dasar dengan tebal tujuh senti, sepanjang 100 meter dan lebar tujuh meter," kata dia.
Ia belum bisa menilai apakah jalan tol bisa digunakan hingga ke Pemalang pada masa mudik Lebaran atau tidak. Hal itu karena masih ada waktu sekitar dua bulan sebelum mudik.
Namun, pihaknya akan selalu memantau perkembangan jalan tol di wilayah Pemalang. Jika jalan tol bisa digunakan hingga Pemalang pada masa mudik Lebaran 2017 mendatang, artinya pintu keluar tol sampai Pemalang atau disebut Pemalang Exit (Pangxit), tidak lagi di Brebes Timur Exit (Brexit).
"Kami berharap jalan tol bisa digunakan hingga Batang atau sampai Semarang, tidak hanya sampai Pemalang. Jika pintu keluar tol di Pemalang, tentunya akan terjadi kepadatan di arteri pantura di Pemalang Kota dan Pekalongan," ucap dia.
Jika pintu keluar tol ada di Batang, kata dia, arus mudik diyakini akan lancar hingga Semarang. Hal itu lantaran, arus lalu lintas di Batang tidak sepadat di Pekalongan atau Pemalang.
Meskipun demikian, sambil menunggu perkembangan pembangunan jalan tol, pihaknya telah menyiapkan rekayasa lalu lintas jika pintu tol hanya sampai Pemalang (Pangxit).
Pintu keluar tol di Pemalang, direncanakan dibangun di Timur Pos Polisi Gandulan, Pemalang. Petugas akan menerapkan contra flow di jalur yang mempertemukan kendaraan dari jalan tol dan arteri pantura.
"Baik kendaraan dari pantura maupun kendaraan dari keluar tol menuju pantura, jika terjadi peningkatan volume kendaraan akan diterapkan contra flow. Kami akan memantau dinamika volume kendaraan dari barat (arah Jakarta) ke timur (arah Semarang)," kata Riswanto.
Advertisement