Sukses

Rumah Hancur Diterjang Badai, Ada yang Mau Bantu Nenek 70 Tahun?

Sudah hampir empat bulan, Wijayati tak punya tempat tinggal usai rumahnya hancur diterjang badai.

Liputan6.com, Tulungagung - Sudah hampir empat bulan, Nenek Wijayati tak punya tempat tinggal usai rumahnya hancur diterjang badai awal 2017 lalu. Selama itu pula, warga Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur tersebut terpaksa menumpang tidur di rumah tetangganya, Supiatun.

Ia menumpang di rumah tetangganya akibat tak mampu memperbaiki rumahnya yang ambruk karena terjangan badai. Nenek berusia 70 tahun itu sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Uang yang didapat juga hanya bisa untuk mengisi perutnya sehari-hari.

"Menumpang di rumah Supiatun untuk berteduh, kalau untuk makan ya cari sendiri," kata Wijayati di Tulungagung, Selasa, 18 April 2017.

Karena keterbatasan biaya, Nenek Wijayati membiarkan puing-puing rumah seperti genteng, tiang kayu, dinding bambu dan perabotan rumah yang sebagian besar sudah lapuk teronggok di lokasi reruntuhan rumah. Terpal menutupi sisa-sisa rumah itu sebagai pelindung jika diguyur hujan.

Nenek Wijayati mengaku sudah meminta bantuan ke pemerintah daerah setempat lewat perangkat desa agar dibantu membangun kembali rumahnya. Namun, bantuan yang diharapkan tak juga terealisasi.

Ia pun hanya bisa pasrah sembari menunggu bantuan itu benar-benar terwujud dengan menumpang di rumah tetangga. "Belum ada bantuan apa-apa, perangkat desa bilang saya diminta menunggu," tuturnya.
Sudah hampir empat bulan, Wijayati tak punya tempat tinggal usai rumahnya hancur diterjang badai. (Liputan6.com/Zainul Arifin).
Pekerjaan sebagai buruh tani hanya mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Apalagi, faktor usia membuat ia tak bisa setiap hari bekerja berat.

Sementara, dua anaknya yang bekerja serabutan dengan penghasilan sekadarnya juga tak mampu membangun kembali rumah orangtua mereka itu.

Koordinator Komunitas Rumah Kita Tulungagung, Arif Witanto, mengaku komunitasnya berupaya menggalang dana bantuan untuk membangun kembali rumah Nenek Wijayati.

"Sebetulnya ini tanggung jawab pemerintah, tapi kalau pemerintah tak sanggup kita akan galang dana untuk Nenek Wijayati," ucap Arif.

Komunitas akan mengabarkan kondisi Nenek Wijayati melalui sosial media. Harapannya, banyak warga terketuk hatinya, bersimpati, dan turut mendonasikan dana. Kalau pun tidak, banyak orang yang mau sukarela membantu pembangunan rumah itu kembali.