Sukses

Sulitnya Dekati Codet, Si Gajah Terluka Saat Musim Kawin

Si Codet disebut berbobot 6 ton yang kalah bertarung dengan gajah yang lebih muda saat hendak kawin.

Liputan6.com, Pekanbaru - ‎Memburu jejak gajah bukan pekerjaan mudah. Salah langkah malah nyawa bisa melayang. Apalagi jika hewan bertubuh bongsor itu sedang terluka, ia akan lebih sensitif kepada manusia yang mendekatinya.

Hal itulah yang dirasakan belasan anggota Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam‎ (BKSDA) Riau ketika berburu gajah jantan berusia 40 tahun di Duri, Kabupaten Bengkalis, tepatnya di kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja. Si Codet, nama gaja itu, sudah beberapa hari dicari karena terluka di punggung dan paha kanan.

Menurut Humas BBKSDA Riau Dini Indriarti, luka yang dialami gajah itu akibat perkelahian dengan gajah jantan lainnya. Hal ini merupakan siklus rutin gajah ketika berebut wilayah ataupun sedang memasuki masa kawin.

"Dimungkinkan karena perkelahian gajah jantan, bukan konflik dengan masyarakat," kata Dian, Kamis (20/4/2017) siang.

Dia menyebutkan, tim BKSDA yang diterjunkan terdiri dari dokter, penggiat alam HIPAM dan Yayasan Rimba Satwa. Gajah itu mulai dilaporkan mengalami luka serius sejak sejak pekan lalu. Pencarian itu berlangsung selama beberapa hari.

Pencarian dilakukan dengan menelusuri hutan dan jalur lintas gajah, termasuk dari tumpukan kotorannya. Tak jarang, tim BBKSDA terperosok lumpur karena beratnya medan yang harus dilalui, ditambah lagi‎ hujan yang turun.

"Sampai malam hari dicarinya, selama beberapa hari dicari tak juga ditemukan," kata Dian.

Tepat sekitar pukul 16.00 WIB pada Senin 17 April 2017, petugas melihat sosok Si Codet terluka itu di sekitaran kebun warga, tepatnya di Jalan Bengkalis, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis. Meski terlihat, petugas masih mengamati kondisi psikologis gajah.

Menurut Dian, hal itu harus diperhatikan karena gajah terluka itu bisa saja menyerang petugas. Untuk menghindari hal tak diinginkan, petugas baru bisa mengobati Si Codet pada Selasa, 18 April 2017. Tentunya, gajah sudah dibius terlebih dulu supaya tidak melukai petugas.

"Pengobatan berlangsung beberapa jam dan baru selesai pada Selasa tengah malam," kata Dian.

Menurut dokter hewan Anhar Lubis yang mengobati Si Codet, gajah tersebut berbobot sekitar 6 ton. Ia menjadi gajah terbesar dari sekian banyak gajah yang sudah ditanganinya.

"Setelah beberapa jam diobati gajah ini sudah membaik," kata Anhar.

Dia menyebutkan, luka pada gajah itu sudah ada yang sembuh dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan gajah jantan memiliki antibodi dan kulit tebal.

"Dan luka ini disebabkan pertarungan dengan gajah jantan lainnya, bukan karena senjata tajam milik manusia. Satu gadingnya patah akibat pertarungan itu," tutur Anhar.

Anhar menyebut gajah ini akan sembuh total dua pekan ke depan.‎ Gajah itu, disebutnya, bakal kembali lagi ke Kantong Giam Siak Kecil, karena bukan berasal dari SM Balairaja.

Dia menyebut Si Codet habis bertarung dengan gajah yang lebih muda. Karena kalah, gajah itu lari ke SM Balairaja. Nantinya, gajah ini disebut Anhar bakal kembali lagi ke tempat asalnya untuk mengawini gajah betina di tempat asal.

Selama pengobatan berlangsung, gajah itu di bawah pengaruh obat bius supaya tertidur. Petugas di sekitar gajah harus berbicara pelan supaya tidak bangun. Penyadaran dilakukan setelah pengobatan selesai total.

"Tetap dipantau dari jauh ketika sadar, dan memastikan kondisinya benar-benar baik. Gajah ini kemudian diberi nama 'Codet'," kata Anhar.‎