Liputan6.com, Probolinggo - Hujan lebat yang mengguyur lereng Gunung Bromo Probolinggo, Jawa Timur, menyebabkan tebing setinggi 20 meter longsor. Bencana itu menyebabkan kemacetan panjang di akses utama menuju wisata Gunung Bromo. Minimnya peralatan membuat evakuasi material longsor berjalan lambat.
Camat setempat, Yulius Christian menuturkan longsor terjadi karena guyuran hujan deras sejak Jumat, 21 April 2017. Gemuruh hebat terjadi saat tebing runtuh. Saat kejadian, tidak ada warga atau wisatawan yang sedang melintas.
"Memang sebelumnya itu hujan sangat deras. Baru tadi ada informasi dari warga kalau ada longsor," tutur Yulius, Sabtu (22/4/2017).
Warga bersama pihak Kecamatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berupaya mengevakuasi material longsor. Namun karena minimnya peralatan, proses evakuasi berjalan lambat.
Baca Juga
Advertisement
Selama proses evakuasi berlangsung, warga melakukan sistem buka tutup arus agar kendaraan tidak tertahan terlalu lama. Bencana itu sempat memutus akses satu-satunya menuju wisata Gunung Bromo.
Wisatawan yang hendak turun merasa terganggu dengan keadaan ini. Mereka takut, ketinggalan pesawat atau kereta yang telah dipesan sebelumnya.
"Yaa, longsor ini menyebabkan kemacetan besar. Hampir dua jam saya tertahan di tempat ini," kata wisatawan asal Inggris, Christoper.
Sejauh ini, proses pembersihan material tengah diusahakan warga dan muspika setempat dengan menggunakan alat seadanya. Sementara, warga berupaya mendatangkan alat berat untuk segera membuka kembali jalur utama menuju Bromo itu.