Sukses

Banyuwangi Bakal Promosikan Lokasi Syuting di Cannes Prancis

Festival Film Cannes menjadi ajang tepat untuk mempromosikan Banyuwangi sebagai lokasi syuting film dunia.

Liputan6.com, Surabaya - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memilih Banyuwangi sebagai salah satu daerah kreatif yang akan dipromosikan dalam Festival Film Cannes 2017 yang bakal berlangsung 17-28 Mei 2017 di Cannes, Perancis.

Di festival film bergengsi di dunia tersebut, Bekraf akan menawarkan Banyuwangi sebagai salah satu lokasi syuting yang potensial kepada para sineas kaliber internasional.

"Surat dari Bekraf sudah saya terima. Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Bekraf yang sangat luar biasa dalam mendukung kreativitas di daerah," tutur Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Humas Pemkab Banyuwangi, Kamis, 20 April 2017.

Anas mengatakan, saat ini pemerintah pusat tengah gencar mempromosikan Indonesia di dunia internasional, khususnya lewat ekonomi kreatif. Salah satunya lewat film.

Tidak hanya mengirimkan film-film berkualitas tanah air untuk bersaing di kancah festival-festival film internasional, saat ini Indonesia juga mengambil peluang baru dengan menjadi lokasi pembuatan film. Cara itu terbukti mampu menyedot banyak kunjungan wisata sebagaimana yang terjadi di banyak negara Asia.

Ia mencontohkan beberapa lokasi film yang terpilih menjadi lokasi syuting film berkaliber dunia mampu menjadi sarana promosi wisata efektif, seperti Ubud, Bali, yang melejit setelah menjadi tempat syuting film Eat, Pray, Love yang dibintangi Julia Robert.

"Bahkan sampai muncul paket wisata ke tempat tempat syuting film itu karena banyaknya peminat. Dalam konteks film nasional, dampaknya juga cukup kuat, seperti munculnya paket wisata Ada Apa Dengan Cinta di Yogyakarta setelah jadi lokasi syuting Dian Sastro dan Nicholas Saputra di film AADC," kata Anas.

Tepilihnya Banyuwangi oleh Bekraf sebagai daerah yang akan dipromosikan sebagai lokasi syuting film internasional, menurut Anas, karena Bekraf menilai kreativitas di Banyuwangi tidak hanya didominasi masyarakat perkotaan saja, tetapi juga warga desa setempat.

"Bekraf senang karena banyak karya anak pedesaan Banyuwangi, di mana mereka mampu membuat video kreatif yang menarik. Apalagi kita berani melombakan video kreatif desa dan banyak peminatnya. Ini poin tersendiri," ucap bupati berusia 43 tahun itu.

Anas berpendapat tawaran itu akan menjadi angin segar bagi industri pariwisata daerah. Apalagi tempat promosinya tidak main-main, di Festival Film Cannes yang sudah digelar sejak 1946. Festival itu menjadi tempat berkumpulnya para pengusaha film dunia, produser, sutradara, sampai pemain film tersohor.

"Ini adalah sebuah peluang yang menjanjikan. Pesona alam dan kekayaan budaya Banyuwangi akan dipromosikan," ujar Anas.

Bekraf terus mendorong bergeraknya sektor ekonomi kreatif Banyuwangi dengan terlibat dalam beberapa program, salah satunya pembuatan video kreatif oleh desa-desa di Banyuwangi.

Bekraf memberi bimbingan teknik pembuatan film bagi anak-anak muda desa untuk membuat video yang berkualitas. Berbagai bimbingan yang diberikan seperti penulisan naskah dan skenario, manajemen produksi dan pengarahan atau penyutradaraan.

"Kita ingin desa-desa di Banyuwangi mempromosikan potensi  wilayahnya masing-masing lewat tangan anak-anak mudanya sendiri. Tidak hanya membuat film, yang baik tapi berkualitas dan mampu bersaing," ucap Anas.

Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pariwisata Banyuwangi MY. Bramuda menambahkan, pihaknya tengah menyiapkan segala kebutuhan promosi Banyuwangi untuk dipromosikan Bekraf ke Festival Film Cannes. Banyuwangi harus bisa menampilkan keunggulan wilayah masing-masing selama berada di festival tersebut.

"Kita diminta bisa merangkum semua potensi yang kita miliki. Intinya kita diminta untuk menginformasikan sejelas-jelasnya tentang Banyuwangi, termasuk proses perizinan di lokasi syuting," ujar Bramuda.