Liputan6.com, Palembang - Kepemilikan mobil Honda City berwarna hitam yang dikendarai oleh Diki (30), warga Desa Blitar Rejang Lebong, Curup, Bengkulu, awalnya masih menjadi misteri. Terlebih sejumlah korban razia berdarah, termasuk pengendara mobil tersebut masih dalam keadaan sakit.
Namun, Kepolisian Polda Sumatera Selatan (Sumsel) kini sudah mengantongi data kepemilikan mobil yang menggunakan pelat bodong tersebut.
Menurut Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto, mobil tersebut masih atas nama sebuah yayasan di Jakarta.
Advertisement
"Mobil ini dibeli secara leasing. Baru satu kali pembayaran down payment (DP) pada bulan Januari 2017 lalu," ucap dia kepada Liputan6.com, saat ditemui di ruang kerjanya di Polda Sumsel, Senin (24/4/2017).
Setelah membayar uang muka di bulan pertama, pemiliknya tidak membayar uang angsuran seterusnya setelah membawa mobil Honda City ini. Namun pihaknya belum membeberkan identitas orang yang membeli mobil secara kredit di leasing tersebut.
Baca Juga
Diduga karena menggunakan pelat palsu dengan nomor BG 1480 ON dan tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM), Diki nekat menerobos razia pada Selasa siang, 18 April 2017. Kegiatan razia Cipta Kondisi (Cipkon) ini digelar oleh Polres Lubuk Linggau dan Polsek Lubuk Linggau Timur 1, Sumsel.
"Kemungkinan (pengemudi Honda City menerobos razia) karena takut," ujar dia.
Namun pihaknya juga akan mencari tahu lebih detail tentang asal kendaraan ini. Terlebih mengapa kendaraan tersebut bisa berada di tangan Diki dan mengganti pelat B menjadi pelat BG.
Polda Sumsel juga masih memeriksa Brigadir K, anggota Sabhara Polres Lubuk Linggau yang ditetapkan sebagai tersangka utama penembakan brutal mobil Honda City. Dari delapan penumpang, dua orang meninggal dunia, empat orang luka berat, dan dua orang tidak mengalami luka apa pun.
Keadaan kedua korban, lanjut dia, yaitu Novianti (30) dan Dewi Marlina (40) yang menjalani operasi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang sudah berangsur pulih. Kemungkinan dalam tiga atau empat hari ke depan, korban beserta keluarganya bisa pulang dari rumah sakit.
Sementara anak Novianti, yaitu Genta (2) yang mengalami luka tembak di kepala dan Galih (8), korban selamat, juga berada di rumah sakit yang sama.
"Anak-anaknya sudah sehat, tapi belum bisa pisah dari orangtuanya. Jadi masih diinapkan juga di rumah sakit saat ini,” kata dia.
Kapolda Sumsel juga sudah menjenguk Diki di Rumah Sakit dokter Sobirin, Lubuk Linggau. Setelah menjalani operasi pengangkatan peluru yang bersarang di perutnya, kondisi Diki sudah berangsur membaik.
"Saya ketemu dengan direktur rumah sakit dan proses operasi Diki sudah selesai. Kemungkinan 3-4 hari nanti bisa pindah ruang perawatan," kata Agung.
Ia berharap dengan cepatnya pulih kondisi para korban, termasuk pengendara Honda City tersebut, polisi akan bisa mendapatkan informasi tambahan tentang insiden razia berdarah tersebut.
Saat Kapolda Sumsel menghubungi istri Indrayani, korban razia berdarah yang meninggal dunia pada Senin subuh tadi, ada beberapa pesan yang disampaikan terkait insiden ini.
Keluarga korban mengucapkan terima kasih kepada Polda Sumsel sudah membantu proses penanganan medis korban razia berdarah di Lubuk Linggau tersebut. Mereka juga memohon agar Brigadir K diproses secara hukum yang berlaku.
"Saya meyakini kepada keluarga korban bahwa proses hukum akan terus ditegakkan. Saya juga berjanji kepada teman-teman (media massa), tidak akan menutupi prosesnya," Kapolda Sumsel memungkasi.