Sukses

Jasad Korban ke-5 Longsor Ponorogo Ada di Timbunan Ranting Pohon

Jenazah korban kelima longsor Ponorogo ditemukan di sektor D lokasi pencarian.

Liputan6.com, Ponorogo - Usai kejadian longsor susulan di Dukuh Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada Minggu, 9 April 2017 lalu, proses evakuasi pencarian korban yang tertimbun material longsor resmi dihentikan.

Saat itu, kondisi dinilai membahayakan bagi para relawan dan tim SAR yang mencari korban longsor Ponorogo. Namun, kali ini ada satu jenazah lagi yang ditemukan di sektor D.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan, pihaknya menemukan satu jenazah di Sektor D yang masih tertimbun dengan ranting-ranting pohon.

"Mayat tersebut kami kirim ke RSUD Ponorogo untuk diidentifikasi," ucap dia kepada Liputan6.com, Senin (24/4/2017).

Sementara itu, Kapolres Ponorogo AKBP Suryo Sudarmadi saat dikonfirmasi menambahkan pihaknya saat ini menunggu tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Tim DVI baru tiba di Ponorogo, esok hari.

"Usai ditemukannya mayat, kami langsung menghubungi Bidang Dokkes Polda," ujar Suryo.

Sebelumnya, jenazah tiga korban hilang bernama Katemi, Iwan Danang Suwandi, dan Sunadi ditemukan di sektor C dan Maryono di sektor A lokasilongsor Ponorogo.

Satu jenazah korban longsor Ponorogo kembali ditemukan. (Foto: Istimewa/BPBD Ponorogo/Dian Kurniawan)

Terakhir, satu jenazah yang belum teridentifikasi ditemukan di sektor D. Total ada lima jenazah yang ditemukan dari 28 korban yang tertimbun longsor.

Longsor Ponorogo, tepatnya di Desa Banaran terjadi pada Sabtu, 1 April 2017 sekitar pukul 07.30 WIB. Ketika itu, penduduk Dusun Tangkil dan sebagian Dusun Krajan yang berada di area rawan terdampak longsor pulang atau kembali dari mengungsi pada malam harinya.

Sebagian warga masih beraktivitas di rumah dan sebagian lagi memanen jahe di bawah lereng Gunung (bukit) Gede setinggi 200 meter yang ambrol.

Adapun pertanda longsor besar sudah mulai diidentifikasi warga bersama tim BPBD sejak 11 Maret 2017 yang ditandai dengan pergeseran (ambles) tanah lereng hingga kedalaman lebih dari 15 meter dengan area memanjang dan lebar di sekitar puncak bukit.