Liputan6.com, Batam - Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IV Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menangkap dua tanker buronan asal Malaysia. Kedua tanker tersebut adalah MT Brama Ocean berbendera Malabo 314 GT dan MT Orca berbendera Fiji 127 GT.
Komandan Lantamal IV Kolonel Laut (P) Ribut Eko Suyatno menjelaskan kedua tanker itu dibawa kabur dari tahanan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Tanjung Penyusop, Kota Tinggi, Malaysia.
"APMM mengirimkan informasi kepada saya bahwa kapal tangkapan APMM (MT Brama Ocean dan MT Orca) telah hilang atau dilarikan. Kemudian laporan ditindaklanjuti," ucap Eko di Tanjungpinang, Selasa, 25 April 2017.
Advertisement
Selanjutnya, Eko memerintahkan pengumpulan data terhadap kemungkinan MT Brama Ocean dan MT Orca berlayar masuk menuju perairan Batam, Bintan, dan Karimun. Ia juga memerintahkan Asisten Operasional Lantamal IV Kolonel Laut (P) May Franky Sihombing menyiapkan petugas patroli, serta membuat sektor penyekatan di perairan Batam, Bintan, dan Karimun.
Baca Juga
May Franky Sihombing dan Asisten Intelijen Lantamal IV Kolonel Laut (E) Iwan S bergerak cepat. Mereka mengerahkan unsur patroli dari Kapal Angkatan Laut (KAL) Anakonda, KAL Mapor, Sea Rider, dan tiga unsur Patroli Keamanan Laut Satuan Keamanan Laut Lantamal IV.
Tim patroli gabungan kemudian menyekat Selat Riau, utara Batam, dan Selat Durian, lokasi perairan yang diperkirakan dilewati kedua kapal buronan dari Malaysia tersebut. Tak mau kehilangan buruannya, seluruh unsur patroli dan jaringan intelijen di laut melaksanakan tugas di sektor masing-masing untuk memburu terhadap target operasi.
"Akhirnya Tim WFQR 4 Lantamal IV pada hari Minggu 23 April telah menemukan titik terang keberadaan MT Brama Ocean dan MT Orca, yang melarikan dari tahanan Malaysia," ujar Eko.
Tim WFQR IV/ Unit 1 Jatanrasla bergerak cepat dengan menggunakan Sea Rider yang dipimpin langsung Asintel Danlantamal IV menyisir sekitar Tanjung Uma, Batam.
Dari kejauhan petugas di Sea Rider melihat bayangan kapal mini tanker mencurigakan berada di perairan Tanjung Uma, Batam. Sea Rider kemudian menuju kapal mini tanker tersebut untuk memeriksa.
Ternyata, data-data kapal yang dikirimkan APMM Malaysia mempunyai kesesuaian dan kecocokan. Ciri-ciri kapal tanker tersebut mirip dengan informasi yang diperoleh dari APMM Malaysia. "Namun beberapa bagian telah dicat untuk menghilangkan identitas kapal dan akhirnya dilaksanakan pemeriksaan kapal MT Orca," Eko menambahkan.
Danlantamal IV menjelaskan pula, saat diperiksa, posisi kapal sedang lego jangkar di perairan Tanjung Uma. Di atas kapal terdapat seorang yang berinisial M. Tim pun mengorek keterangan M yang menyebutkan seluruh anak buah kapal (ABK) berjumlah enam orang. Namun, lima di antaranya masih berada di darat.
"Yang bersangkutan mengakui sudah sebulan berada di MT Orca saat masih berada di perairan Malaysia," tutur Eko.
Saat pemeriksaan lanjutan, ternyata MT Brama Ocean sandar pada MT Orca yang sedang lego jangkar. Di atas kapal itu terdapat empat orang yang terdiri dari seorang nakhoda dan ABK.
Berdasarkan pengakuan kelima orang itu, nahkoda dan ABK sudah lama mengetahui permasalahan di kapal tersebut. Yakni, terkait penahanan kapal oleh APMM Malaysia yang kemudian melarikan diri dengan menggunakan kedua kapal tersebut atas perintah A (30), seorang warga negara Indonesia.
Modus operandi mereka adalah membawa kedua tanker, yaitu MT Orca dan MT Brama Ocean, menuju perairan Tanjung Uma, Batam pada Sabtu, 22 April 2017 sekitar 07.00 WIB. Caranya, MT Orca menggandeng MT Brama Ocean dari perairan Malaysia menuju perairan Tanjung Uma, Batam.
Berdasarkan hasil pengecekan fisik MT Orca dan MT Brama Ocean untuk nama kapal pada lambung kanan dan kiri haluan kapal telah dihilangkan dengan cara dicat warna hitam. Adapun kelima orang yang masih di atas kapal menyaksikan pengecatan tersebut setibanya di perairan Tanjung Uma, Batam.
Kini, kedua tanker buronan dari Malaysia itu diamankan di Dermaga Yos Sudarso, Markas Komando Lantamal IV Tanjungpinang, Kepri.