Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyebutkan kejadian longsor dan jalan ambles di Desa Waled Asem, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berpotensi memicu terjadinya gerakan tanah rayapan.
Hal itu terindikasi kedalaman jalan ambles sudah mencapai 7 meter dengan panjang lebih dari 100 meter dengan terus terjadinya sejumlah retakan di badan jalan. Sebelumnya, amblesan sepanjang 60 meter dengan lebar 8,5 meter dengan kedalaman 4 meter.
Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kasbani meski kawasan tersebut sebelumnya belum pernah ada riwayat gerakan tanah, karakteristik fisik kawasan itu terdiri dari batu lempung dan ada kenaikan sesar.
Posisinya juga berdekatan dengan kelokan Sungai Cisasanggarung sehingga berpotensi gerakan tanah rayapan dari kontur lereng dengan kemiringan lebih kurang 50 meter di atas permukaan laut (dpl).
Advertisement
Baca Juga
"Namun berupa tebing sungai, sehingga erosi berperan memicu gerakan tanah di samping kondisi batuan dan struktur geologi yang ada," kata Kasbani dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Bandung, Rabu, 26 April 2017.
Kasbani menjelaskan jika dilihat dari kondisi geologi di kawasan tersebut terdapat perselingan batu lempung dan batu pasir tufan. Kemungkinan besar, kata Kasbani, di samping kondisi geologi, juga terdapat erosi sungai.
"Baru dicari peta rupa buminya karena lokasinya kurang spesifik," ujar Kasbani.
Saat ini, otoritas penanganan bencana Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyatakan kondisi jalan yang ambles masih terus bergerak. Akibatnya, jalur tersebut ditutup total dan arus kendaraan dialihkan ke jalur alternatif.