Sukses

Bayi Prematur di Kardus Mi Instan Hanya Bertahan Hidup 6 Hari

Ibu bayi prematur yang ditinggalkan tanpa pakaian di kardus mi instan masih dicari.

Liputan6.com, Pekanbaru - Tubuh mungil bayi prematur itu tak mampu bertahan meski sudah dipasangi alat bantu pernapasan dan diletakkan di inkubator. Bayi yang hanya berbobot 850 gram itu dinyatakan meninggal setelah enam hari dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasir Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Bayi sepanjang 40 sentimeter itu diduga hasil hubungan gelap dan tak diinginkan orangtuanya. Dia dimasukkan ke kotak mi instan dan diletakkan di depan rumah Abdul Manik, warga Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tambusai Utara, pada 22 April 2017.

Kapolsek Tambusai Utara AKP Fauzi menyebutkan, bayi yang belum dinamai itu diduga dilahirkan secara prematur. Sang ibu yang masih dicari pihaknya hanya mengandung 7 bulan.

Akibatnya, bayi ini secara fisik berbeda dengan hasil kandungan normal. Saat ditemukan, berat badannya masih 1 kilogram dengan tali pusar yang sudah dipotong.

"Meski sudah dipotong, tali pusarnya masih melilit di perut saat ditemukan. Bayi ini dimasukkan ke kardus mi instan tanpa sehelai pakaian," kata Fauzi pada Kamis malam, 27 April 2017.

Karena kondisinya lemah saat ditemukan, polisi langsung membawanya ke puskesmas. Selanjutnya, bayi prematur itu dirujuk ke RSUD Pasir Pangaraian untuk dirawat lebih lanjut.

Sejak dilarikan ke RSUD, kondisi bayi laki-laki itu terus menurun. Beratnya juga berkurang dari 1 kilogram menjadi 850 gram. Petugas melakukan berbagai upaya untuk memulihkannya.

Namun, Tuhan berkehendak lain. Bayi itu meninggal dunia pada Rabu, 26 April 2017, pukul 10.50 WIB di ruang NICU RSUD.

"Bayi ini kemudian dibawa ke rumah warga, tempat ditinggalkan orangtuanya. Pelaksanaan jenazah dilakukan dan selesai dikuburkan pada pukul 17.45 WIB," kata AKP Fauzi.

Selama berada di RSUD, kondisi bayi itu mengundang keprihatinan dari semua pihak, termasuk Kapolres Rokan Hulu AKBP Yusup Rahmanto beserta istri. Pemimpin Polres Rokan Hulu tersebut sudah melihat bayi ketika dirawat.

Biaya pengobatan bayi malang selama di rumah sakit itu akhirnya ditanggung Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu. Hal itu berdasarkan hasil kordinasi kepolisian dengan sejumlah pihak terkait.

Sedangkan untuk mencari orangtua bayi, Fauzi menyebut sudah menyebar intelijen, Bhabinkamtibmas dan Reserse. Pihaknya juga mengumpulkan bidan di desa untuk menggali informasi terkait perempuan yang baru melahirkan.