Sukses

Perilaku Ganjil Mbah Gotho Manusia Tertua Sebelum Wafat

Kondisi Mbah Gotho membaik sebelum meninggal.

Liputan6.com, Sragen - Sodimejo alias Mbah Gotho warga Segeran, Cemeng, Sambungmacan, Sragen meninggal Minggu, 30 April 2017. Ada wasiat yang diberikan kepada keluarganya sebelum meninggal.

Suryanto, cucu Mbah Gotho, menjelaskan detik-detik kakeknya meninggal pada Minggu, 30 April 2017 sore. Keluarga tidak merasakan firasat jika Mbah Gotho akan meninggal.

"Jadi setelah keluar dari rumah sakit itu sempat bersedia makan. Tetapi sejak tujuh hari lalu nggak mau makan. Simbah hanya tiduran saja, " kata Suryanto di rumah duka, Senin (1/5/2017).

Suryanto menangkap ada perbedaan tingkah polah kakeknya ini, dirasakan olehnya setelah kakeknya meninggal. Menurutnya Mbah Gotho sejak pagi hingga sore itu tidak tidur. Mbah Gotho kelihatan lebih kuat. Bahkan dia bersama keluarga mengira jika kesehatan Mbah Gotho ada kemajuan.

"Jadi simbah itu biasanya cuma tiduran. Kalau Minggu lalu, minta duduk, karena nggak kuat harus dituntun. Makanya keluarga mengira kesehatan simbah mulai bagus. Nggak tahunya simbah dipanggil, " jelas Suryanto.

Sebelum ajal menjemput, Mbah Gotho sudah memberikan wasiat kepada cucu dan cicitnya. Wasiatnya cukup sederhana. "Simbah bilang, kalau semisal dirinya sudah dipanggil (meninggal, red), cucu dan cicitnya bisa mengikhlaskannya, " kata dia.

Mbah Gotho manusia tertua asal Sragen wafat (Liputan6.com / Fajar Abrori)

Mbah Gotho dimakamkan pada Senin 1 Mei 201, di Pemakaman Tanggung, Grasak, Plumbon, Sambungmacan. Jaraknya hanya sekitar 500 meter dari kediamannya. Berita lelayu itu membuat pihak keluarga dan tetangga mendatangi kediaman Mbah Gotho.

Pantauan Liputan6.com, sejak pagi tenda telah terpasang di depan rumah keluarga Mbah Gotho di Segaran, Cemeng, Sambungmacan, Sragen. Sejumlah kursi juga telah tertata rapi di dalam dan depan rumah.

Sejumlah kerabat dan warga terlihat berkumpul di kediaman Mbah Gotho. Mereka memberikan penghormatan terakhir kepada manusia tertua asal Sragen yang yang diduga berusia 146 tahun.

Jasad jenazah Mbah Gotho diletakkan di dalam peti yang di depannya terdapat tanda salib. Jasad Mbah Gotho mengenakan setelah jas lengkap, sepatu serta memakai kaca mata.