Sukses

Keinginan Terakhir Mbah Gotho Sebelum Tutup Usia

Sodimejo alias Mbah Gotho yang disebut sebagai manusia tertua di dunia, wafat di rumahnya, Dukuh Segaran, Cemeng, Sambungmacan, Sragen.

Liputan6.com, Sragen - Sodimejo alias Mbah Gotho yang disebut sebagai manusia tertua di dunia, wafat di rumahnya, Dukuh Segaran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, pada Minggu sore, 30 April 2017. Sebelum tutup usia, ada satu keinginan Mbah Gotho, yakni hidup dan mati ingin di rumah.

Mbah Gotho pada Rabu, 12 April 20170, dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Soehadi Prijonegoro, Sragen. Ia harus diopname di rumah sakit lantaran kurangnya asupan makanan. Kala itu Mbah Gotho yang diduga berusia 146 tahun mengeluh tidak enak badan.

"Simbah mengeluh enggak enak badan, minta dikerokin. Karena biasanya kalau sakit mintanya dikerokin," ucap Suryanto, cucu Mbah Gotho, ketika itu.

Lantaran badannya semakin lemas, oleh keluarga Mbah Gotho langsung diperiksakan ke puskesmas terdekat kemudian dirujuk ke RSUD Sragen.

Namun, Mbah Gotho sejatinya tidak mau dibawa ke rumah sakit. "Simbah bilang kalau hidup matinya ya di rumah," tutur Suryanto.

Mbah Gotho sempat frustrasi saat dirawat di rumah sakit. Bahkan, ia sempat melontarkan kata-kata ingin dibuang ke Bengawan Solo.

"Mungkin karena enggak nyaman, simbah bilang minta dibuang ke Bengawan Solo biar cepat meninggal," sang cucu menambahkan.

Mbah Gotho yang disebut sebagai manusia tertua sejagat asal Sambungmacan, Sragen, saat dirawat di rumah sakit. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Karena frustrasi itulah, Mbah Gotho memaksa untuk pulang. Lantaran diizinkan oleh dokter, Mbah Gotho pun pulang dari rumah sakit pada Senin, 18 April 2017.

"Terus-menerus disuntik, tingkah gerakan Mbah Gotho enggak karuan. Ia meminta pokoke bali, urip mati neng omah (pokoknya harus pulang, hidup mati di rumah)," cucu Mbah Gotho itu memungkasi.

Mbah Gotho dikenal lantaran disebut sebagai manusia tertua di abad 21. Dalam kartu tanda penduduk yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Sragen, Sodimejo lahir pada 31 Desember 1870. Ini berarti, Mbah Gotho sudah lebih dulu lahir sekitar 7,5 dekade sebelum Presiden Sukarno mengumandangkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Sejatinya, tak ada yang tahu betul kapan Sodimejo dilahirkan, termasuk keluarganya. Sang cucu, Suryanto, mengatakan tanggal dan tahun kelahiran yang tertera dalam KTP Mbah Gotho, dicantumkan berdasarkan keterangan kakeknya. Saat itu, petugas dari Dukcapil tengah mendata orang-orang sepuh di kampungnya. Singkat cerita, kata dia, Mbah Gotho menyebutkan tanggal 31 Desember kepada petugas.

Â