Sukses

Icaruz dengan Sayap Burung Blekok di Karnaval Semarang

Konsep karnaval dan fashion show memang berbeda. Karnaval selalu melibatkan perayaan publik. Fashion memiliki konsep busana yang kuat.

Liputan6.com, Semarang Ulang tahun Semarang ke-470 jatuh pada hari ini, Selasa (2/5/2017). Rangkaian perayaan sudah digelar oleh Pemerintah Kota Semarang. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bahkan ikut langsung membaur ke masyarakat dan memimpin pembenahan infrastruktur yang harus dibenahi.

Dari rangkaian perayaan itu, warga Semarang menunggu sebuah agenda yang benar-benar menjadi pesta publik, Semarang Night Carnival 2017 (SNC 2017). Karnaval yang diikuti siapapun yang ingin ikut terlibat. Berbeda dengan karnaval pada umumnya, sesuai namanya akan berlangsung malam hari, sehingga gemerlap lampu di tubuh peserta akan lebih atraktif.

Hingar bingar SNC 2017 ini, ternyata menjadi agenda tersendiri bagi generasi milenial. Jauh hari mereka menyiapkan diri. Seperti dilakukan Agustinus Arwan Bahtera. Mahasiswa semester 6 Unnes ini jauh hari sudah melakukan riset untuk kostum yang akan dikenakannya.

"Pilihan saya, akan eksplorasi ikon Semarang burung Blekok. Selama ini yang sifatnya ikonik seperti asem, lawangsewu, tugu muda sudah digarap. Namun tidak untuk burung Blekok," kata Arwan kepada Liputan6.com, Selasa (2/5/2017).

Riset Arwan yang biasa dipanggil Bendot itu akhirnya memunculkan konsep busana yang menonjol. Ia juga riset terhadap mitologi Yunani. Adalah kisah Icaruz dan Daedalus, manusia bersayap itu.

Mitologi berawal dari Daedalus, ayah Icaruz yang diminta oleh Raja Minos dari Kreta (Crete) untuk membangun labirin di Knossos, dekat istana. Labirin ini akan digunakan untuk memenjarakan para Minotaur (setengah banteng setengah manusia) hasil perselingkuhan istrinya dengan seekor banteng.

Tetumbuhan dan bunga-bunga menjadi salah satu inspirasi busana SNC 2017 (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Ternyata Raja Minos juga memenjarakan Daedalus dan anaknya, Icaruz, dalam labirin tersebut. Daedalus dianggap bersalah setelah membantu Ariadne, putri Raja Minos. Ariadne diberi sebuah untaian bola-bola untuk membantu Theseus, musuh Raja Minos, bertahan hidup di labirin dan mengalahkan Minotaur.

"Bagaimanapun Raja Minos tak tega Minotaur yang anak dari istrinya itu musnah. Makanya Theseus yang hendak menghabisi para Minotaur tak boleh menang," kata Arwan menceritakan risetnya.

Daedalus yang juga dipenjarakan di labirin itu, kemudian mengumpulkan bulu-bulu burung yang beterbangan. Setelah bulu-bulu terkumpul, ia membuat dua pasang sayap. Untuk dirinya dan untuk Icaruz, anaknya. Daedalus merekatkan bulu-bulu tersebut dengan lilin.

Daedalus mencoba sayap tersebut terlebih dahulu. Sebelum ia pergi, Daedalus berpesan pada anaknya agar tidak terbang terlalu tinggi, tidak terlalu dekat dengan matahari, juga tidak terlalu rendah, tidak terlalu dekat dengan laut.

Konsep cina sebagai salah satu entitas warga Semarang dalam SNC 2017. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Dengan sayap buatan itu Daedalus dan Icaruz bisa lolos dari labirin dengan terbang. Karena baru pertama terbang, Icaruz merasa pusing. Penjara labirin membuatnya penuh rasa ingin tahu. Ia melejit ke angkasa lepas dengan penuh rasa ingin tahu.

"Tak pernah puas, ia lupa pesan ayahnya. Terbang terlalu tinggi hingga dekat dengan matahari. Lilin yang merekatkan bulu-bulu pada sayapnya meleleh. Icaruz jatuh ke laut," kata Arwan.

2 dari 2 halaman

Beda Fashion, Beda Karnaval

Legenda ini kemudian diadopsi secara kontradiktif dengan keberadaan burung Blekok (Ardeola speciosa). Burung ini meski bebas dan bersifat ikonik serta dilindungi keberadaannya oleh Pemerintah Kota Semarang, ternyata juga menjadi unggas buruan nomer satu untuk memenuhi kebutuhan warung-warung iwak manuk yang menjual daging burung liar.

Blekok adalah spesies burung dari famili Ardeidae. Makanan utamanya adalah serangga, ikan, dan kepiting.

"Konsep Icaruz dan Blekok itu bagi saya menyimbolkan kebebasan namun ternyata ada batasnya. Hal itu yang kemudian mendasari penciptaan busana saya," kata Arwan.

Maka busana seberat delapan kilogram itupun jadi. Arwan pada tanggal 6 Mei 2017 malam harus mengenakan busana berat itu dengan berjalan kaki sejauh lima kilometer. Berat? Arwan mengaku berat namun gembira.

Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu kepada Liputan6.com menjelaskan. Karnaval memang digelar sebagai perayaan publik. Ia menolak jika karnaval itu menjadi etalase pertumbuhan industri busana di Semarang.

Konsep karnaval dan fashion show memang berbeda. Karnaval selalu melibatkan perayaan publik atau parade. Menggabungkan beberapa elemen dari topeng, sirkus dan parade jalanan. Kostum karnaval lebih meriah dan memiliki banyak aksesoris tambahan. Hal inilah yang membedakan kostum karnaval dan fashion.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

"Kalau fashion itu kan harus memiliki konsep busana yang kuat dan tahu mana yang ingin ditonjolkan. Itu bedanya dengan karnaval. Kalau karnaval, kostumnya sangat ramai dan penuh aksesoris. Jadi, kita sendiri kadang bingung mana yang sebetulnya ingin ditonjolkan dari kostum tersebut," kata Ita kepada Liputan6.com.

Meski demikian, Ita tak menampik bahwa proses penciptaan kostum karnaval dalam SNC 2017 itu akan mebangkitkan gairah industri pariwisata di Kota Semarang dan mengukuhkan Semarang sebagai kota kreatif.

Tentang hal ini Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan bahwa agar Semarang menjadi kota yang hebat, semua momentum harus bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan dan memutar roda perekonomian.

"Dari SNC saja kita bisa lihat perputaran uang, untuk membuat kostum hingga pedagang es cao keliling saat karnaval nanti. Nah momentum HUT Semarang ini juga untuk mengubah wajah kampung kumuh seperti di Gunung Brintik menjadi kampung Pelangi sehingga menjadi destinasi wisata baru," kata Hendi.

 

Â