Sukses

Ditangkap Saat Konvoi, Pelajar Yogya Tak Hafal Pancasila

Perayaan kelulusan sekolah dilakukan puluhan pelajar SMK dan SMA dengan cara konvoi kendaraan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Perayaan kelulusan sekolah dilakukan puluhan pelajar SMK dan SMA di Sleman dengan cara konvoi kendaraan. Alhasil, jajaran petugas polisi dari Polsek Ngaglik menangkap sedikitnya 32 pelajar yang tengah merayakan kelulusan usai beberapa waktu lalu melewati Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Selasa (2/5/2017).

"Kami melakukan razia kepada pelajar karena mereka melakukan arak-arakan sampai 250 motor dan memblokir Jalan Kaliurang hingga menimbulkan kemacetan," ujar Kompol Danang Kuntadi, Kapolsek Ngaglik.

Mereka kedapatan tidak membawa surat kelengkapan kendaraan bermotor. Saat ditangkap, para pelajar yang sebagian sudah melakukan corat-coret baju itu kemudian mendapat sanksi.

Uniknya, sanksi yang diberikan kepada pelajar itu, yakni membacakan Pancasila tanpa teks. Satu per satu pelajar yang sudah melewati UNBK itu melafalkan kelima sila. Ada yang lancar dari sila ke satu sampai sila ke lima. Tapi banyak juga yang tidak hafal.

Razia digelar di simpang tiga Jalan Kaliurang Km.9 sekitar pukul 11.00 WIB. Meski ditangkap, tidak ditemukan senjata tajam maupun minuman keras dari rombongan pelajar itu.

"Hanya ada pilox untuk mengecat baju merayakan kelulusan," ucapnya.

Jajaran Polsek Ngaglik perlu melakukan razia karena ada indikasi pelanggaran ketertiban lalu lintas. Selain itu, razia itu dilakukan untuk mengantisipasi bentrok dengan kelompok pelajar lain, mengingat rombongan pelajar SMK dan SMA dari arah selatan itu berniat merayakan kelulusan di Kaliurang yang berlokasi di utara Yogyakarta.

2 dari 2 halaman

Pelajar Kepung Tugu Jogja

Sementara itu, ratusan pelajar SMK dan SMA di Yogyakarta juga merayakan kelulusan. Mereka merayakannya di Monumen Tugu Yogyakarta.

Mereka berjalan dari arah timur Jalan Laksda Adi Sucipto ke barat menuju Tugu Jogja. Tugu ikon Kota Jogja ini menjadi tujuan 200 lebih siswa lulusan Kolese De Britto Laksa Adisucipto Yogyakarta itu.

Agus Yulianto, guru kimia SMA Kolese De Britto Jogja mengatakan, para anak didiknya memiliki cara yang berbeda dalam merayakan kelulusan. Kebiasaan anak didiknya adalah berjalan kaki dari Sekolah menuju Tugu Jogja dan menyanyikan lagu mars Kolese De Britto. Sehingga tidak ada corat-coret baju maupun konvoi keliling Kota Jogja.

"Dengan kegiatan ini juga sudah menggambarkan kondisi Jogja yang tidak harus ada keributan dan yang ada corat-coret," ujarnya di Tugu Jogja, Selasa (02/5/2017).

Siswa Kolese De Britto yang lulus tahun ini mencapai 213 siswa. Jumlah itu gabungan dari para pelajar di 5 kelas IPA, 3 kelas IPS, dan 1 kelas bahasa yang beberapa waktu lalu mengikuti UNBK.

Selain jalan kaki para siswa ini juga membagikan nasi kepada warga di sepanjang jalan. Mereka juga memunguti sampah ketika pulang dari Tugu Jogja.

"Kegiatan ini tidak sebagai rutinitas, lebih penting mereka berekspresi dan rasa syukur. Kenapa tugu (jadi tempat merayakan), karena ini Jogja. Ini mereka bersama ada inisiasi berproses selama tiga tahun bersama dan selesai juga bersama. Mereka di sini foto lalu pulang," ujarnya.

Sementara itu salah satu siswa Kolese De Britto Jogja, Mahesa Nusantoro mengatakan merayakan kelulusan tidak harus dengan corat-coret dan konvoi. Hal ini merupakan cara yang berbeda dari Kolese De Britto dalam mensyukuri telah  selesai menempuh studi di tingkat SMA. Cara ini memang dipilih para siswa Kolese De Britto usai dinyatakan lulus.

"Ini seremoni, tidak perlu coret-coret. Kita hanya nyanyikan mars di tugu karena ada di kota Jogja sebagai kebanggaan Kota Jogja. Cara beda dengan merayakan. bagi nasi bungkus untuk orang tidak mampu," ujarnya.

Â