Sukses

Trik Wali Kota Semarang Agar UNBK SMP Lancar

UNBK bisa terhenti karena pemadaman listrik. Tak ada yang tahu kapan dan berapa lama pemadaman listrik akan berlangsung.

Liputan6.com, Semarang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMP 2017 mendapat ancaman serius. Ancaman bukan dari kesiapan para peserta, namun justru dari luar. Ancaman paling nyata adalah pemadaman arus listrik oleh PLN dengan berbagai sebab.

Hal itu yang menjadi perhatian Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Menurutnya, suplai listrik dari PLN bisa mati kapan saja. Tak ada yang tahu kapan dan berapa lama pemadaman listrik akan berlangsung. Bahkan mungkin oleh PLN  sendiri jika penyebabnya memang force majeur.

"Hal ini harus diantisipasi sejak awal. Salah satunya penyediaan genset," kata Hendi kepada Liputan6.com, Rabu (3/5/2017).

Hendi kemudian berkeliling mengecek kesiapan genset di sekolah penyelenggara UNBK SMP. Empat sekolah dianggap mewakili semua sekolah yang ada. SMP N 5 Semarang, SMP N 39 Semarang, SMP Muhammadiyah 3 Semarang, dan MTS Negeri 1 Semarang.

Menurut Hendi sebaiknya genset sudah dinyalakan sejak sebelum ada pemadaman listrik. Sebab jika menunggu PLN padam, bisa menjadi penghambat dan sangat mempengaruhi kesiapan psikologis peserta.

"Belum lagi adanya waktu yang terbuang karena loading ulang dan sambungan internet bisa menjadi tak stabil," kata Hendi.

Hendi menyebutkan perintah penggunaan genset bukan berarti tidak percaya dengan kinerja PLN. Namun, hal itu dilakukan untuk antisipasi agar bisa memberi layanan yang lebih baik.

Sebagus apapun layanan, pasti masih memiliki kekurangan. Jika disadari sejak awal, tentu bisa dioptimalkan menjadi lebih baik.

"Selanjutnya saya instruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk pada anggaran perubahan nanti melakukan pengadaan pembelian genset sesuai E-Catalog," kata Hendi.

Kepala Sekolah SMPN 39 Semarang, Siminto, menyambut baik ide Wali Kota. Ia langsung menjalankan instruksi Hendi dengan menyalakan genset dari awal pelaksanaan UNBK di sekolahnya.

"Memang biasanya kalau listrik mati baru genset dihidupkan, tapi kami sudah menyalakan sejak awal," kata Siminto.

Pengadaan genset dilakukan dengan memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan menyewa per hari Rp 1,35 juta. Pihaknya menyewa selama empat hari selama pelaksanaan UNBK.