Liputan6.com, Grobogan – Usia lanjut membuat Sulipah, nenek berusia 65 tahun tidak bisa sigap menyelamatkan diri ketika bencana mengancam. Apalagi, warga Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu tinggal sendiri tanpa ditemani anak maupun cucu.
Akibat tidak bisa menghindari dari bencana, sang nenek akhirnya tidur selamanya di ranjang satu-satunya. Ia kehilangan nyawa setelah tertimpa atap rumah yang kejatuhan pohon roboh.
Wartono (45), saksi sekaligus tetangga korban menceritakan sekitar pukul 01.00 WIB, Sabtu, 29 April 2017, ia mendengar suara gemuruh dari rumah Sulipah. Saat mengecek sumber suara, Wartono melihat rumah bambu berukuran 3 x 5 meter persegi itu sudah roboh. Tidak ada lagi yang keluar selain dirinya karena saat itu sedang hujan deras disertai angin kencang.
Baca Juga
Advertisement
Melihat rumah korban yang rusak parah, Wartono berusaha memastikan kondisi Nenek Sulipah dengan cara memanggil namanya secara berulang. "Saya panggil-panggil tidak menjawab. Jadi terus saya coba cari bantuan. Saya coba bangunkan tetangga dan minta tolong karena rumah sudah rusak parah," tuturnya.
Suaranya berhasil menarik perhatian tetangga yang lain. Beberapa warga berusaha mencari korban di antara puing-puing rumah. Sekitar satu jam kemudian, warga menemukan korban berada di tempat tidur tertimbun reruntuhan rumah dalam kondisi tidak bernyawa.
Kejadian itu kemudian dilaporkan pada perangkat desa dan diteruskan ke pihak kepolisian. Menerima laporan warga, sejumlah anggota Polres Grobogan langsung memeriksa lokasi kejadian.
"Korban meninggal akibat bencana alam tertimpa rumahnya yang roboh. Dari keterangan warga, rumah korban memang kondisinya sudah lapuk," kata Kapolsek Wirosari Polres Grobogan AKP Zainuri.