Liputan6.com, Yogyakarta - Dua unit motor dan mobil berpelat nomor AD menjadi sasaran massa di sepanjang ring road selatan Desa Singosaren, Kecamatan Bantul, Minggu petang, 7 Mei 2017. Peristiwa itu terjadi pasca-laga sepak bola antara Persiba Bantul dan Persis Solo dalam kompetisi Liga II Indonesia di Stadion Sultan Agung Bantul yang berakhir imbang.
Informasi yang dihimpun, sebelum pertandingan dimulai sekitar pukul 10.09 WIB, ratusan suporter asal Solo terlibat bentrok dengan massa yang diduga warga sekitar di Jalan Piyungan Prambanan. Namun, polisi berhasil menghalangi bentrok dan mengawal suporter asal Solo saat berangkat dan pulang dari stadion.
Seusai pertandingan, massa kembali berjaga di areal Piyungan dan Singosaren. Tetapi, mereka tidak mendapati suporter asal Solo karena jalur pulang telah diubah polisi melewati Panggang dan Paliyan.
Salah satu warga bernama Susanto membenarkan aksi sweeping tersebut. Namun, ia tidak bisa memastikan apakah massa merupakan suporter bola dari Jogja atau bukan. Sebab, tidak ada atribut yang dipakai dan kebanyakan massa merupakan warga sekitar.
Baca Juga
Advertisement
Ketika itu di depan Pasar Desa Singosaren, massa meneriaki dua orang pengendara sepeda motor pelat AD dengan sebutan nama suporter Solo, Pasoepati. "Massa mulai mengeroyok dan akhirnya kami bersama polisi menyelamatkan pengendara," ujarnya.
Kapolsek Banguntapan Kompol Suharno membenarkan peristiwa itu. Ia telah mengamankan pengendara dan kendaraan mereka yang rusak. "Motor rusak parah, kaca mobil pecah," ucap Suharno.
Selain di Bantul, bentrok massa diduga suporter bola juga terjadi di Gunungkidul. Pada malam harinya, Polres Gunungkidul mengamankan 23 orang yang diduga terlibat dalam tawuran. Mereka didominasi oleh pelajar dan mahasiswa.
Salah seorang yang diamankan mengaku merusak mobil milik Sabhara. Barang bukti yang diamankan meliputi lima unit sepeda motor, 22 bilah kayu, enam tongkat besi, satu rantai motor, dan satu tali motor.