Liputan6.com, Tulungagung Sekelompok ilmuwan di Pos Pelayanan Teknik Kedung Tekhno Jaya Desa Jarakan, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Jawa Timur, menghasilkan karya energi listrik alternatif hibrid. Teknologi ini merupakan pengembangan sekaligus sebagai solusi sistem panel surya yang kerap tidak bisa bekerja maksimal.
Hari Wijaya, salah seorang peneliti Pos Pelayanan Teknik Kedung Tekhno Jaya mengatakan, sistem panel surya mendapatkan sumber energi listrik dari panas matahari saat cuaca terik di siang hari saja.
"Kalau cuaca buruk atau saat malam hari tentu tidak bisa memproduksi listrik. Melalui energi listrik alternatife hibrid ini menambahnya dengan sistem kincir angin," kata Hari di Tulungagung, Rabu 10 Mei 2017 kemarin.
Sistem hibrid tidak bergantung dari panel surya yang bersumber dari panas matahari saja. Tapi juga angin dimanfaatkan untuk tetap bisa menghasilkan listrik meski cuaca mendung maupun malam hari. Teknologi itu telah diaplikasikan pada lampu penerangan jalan umum (PJU).
Baca Juga
Kincir angin yang dipakai untuk mendukung sistem panel surya dibuat vertical, dipasang di ujung tiang PJU. Kincir angin didesain tetap bisa berputar dan menghasilkan listrik meski dengan angin berkecepatan rendah atau minimal 1,5 meter per detik.
"Desain sudah mempertimbangkan minimal kecepatan angin agar tetap menghasilkan listrik," ucap Hari.
Ketua Tim Riset Pos Pelayanan Teknik Kedung Tekhno Jaya, Heru Widodo menjelaskan, listrik yang dihasilkan kincir angin adalah arus Alternating Current (AC) sedangkan panel surya menghasilkan arus listrik DC (Dirrect Current).
Arus AC dari energi kincir angin harus melalui panel kontrol yang terpasang di atas baterai penyimpanan energi listrik. Berikutnya, AC diselaraskan menjadi arus DC dan disimpan ke baterai penyimpanan sehingga bisa dimanfaatkan.
"Panel kontrol juga berfungsi untuk menghentikan pasokan listrik bila baterai telah penuh, sehingga baterai tidak cepat rusak," ujar Heru.
Sistem hibrid ini diklaim mampu menghasilkan daya listrik sebesar 100 watt dalam kondisi angin berkecepatan 11 meter per detik. Sementara untuk setiap unit PJU rata-rata hanya membutuhkan daya sebesar 30-60 watt. Sehingga masih ada sisa energi sebagai cadangan bila kondisi tidak memungkinkan untuk memproduksi listrik.
Advertisement