Liputan6.com, Jakarta - Dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tak hanya datang dari Jakarta. Hampir seluruh pelosok Tanah Air juga memberi dukungan serupa kepada Gubernur nonaktif DKI Jakarta.
Dukungan diberikan terkait vonis pidana penjara 2 tahun oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara kepada mantan Bupati Belitung Timur itu. Majelis hakim menilai Ahok terbukti melanggar Pasal 156a KUHP tentang Penodaan Agama.
Namun, pendukung Ahok menilai vonis itu dianggap tak layak diberikan. Apalagi, vonis itu lebih berat dari permintaan jaksa yang menuntut Ahok dengan pidana satu tahun penjara dan percobaan dua tahun sesuai Pasal 156 KUHP.
Baca Juga
Tak ayal, selang beberapa jam usai vonis, gelombang penolakan dari pendukung Ahok langsung terjadi. Gelombang penolakan itu kian masif setelah jaksa langsung menahan, meski pengacara Ahok menyatakan banding atas vonis tersebut.
Massa berunjuk rasa di depan Rutan Cipinang, Jakarta Timur, tempat Ahok ditahan sampai ada putusan berkekuatan hukum tetap dan mengikat. Mereka meminta agar Ahok dibebaskan. Juga menyalakan lilin untuk ketidakadilan yang mereka rasa dan tanda dukungan bagi Ahok.
Gelombang dukungan kemudian merambat sampai ke pelosok negeri. Dari ujung barat sampai timur Indonesia, massa menyalakan lilin dan doa sebagai bentuk dukungan kepada Ahok.
Menurut catatan Liputan6.com, dukungan kepada Ahok terjadi di Sumatera Utara, Yogyakarta, sampai Papua. Berikut catatannya:
Sumatera Utara
Aksi dukungan untuk Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok digelar masyarakat Sumatera Utara. Jika pada Kamis 11 Mei 2017 digelar di Lapangan Merdeka Medan, pada Jumat 12 Mei 2017 aksi serupa digelar di Danau Toba.
Aksi digelar ribuan masyarakat dengan membawa lilin sebagai lambang dukungan kepada Ahok. Aksi digelar masyarakat mulai pukul 19.30 WIB di Pantai Bebas Parapat, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun.
Selain membawa dan menyalakan lilin, massa juga membawa poster dan spanduk bertuliskan dukungan kepada mantan Bupati Belitung Timur itu. Selain itu, massa aksi membawa bendera merah putih dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan yang kemudian diisi dengan orasi.
"Keadilan harus ditegakkan, khususnya tentang hukuman terhadap Bapak Ahok. NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati," teriak DR Mangapul Sagala dalam orasinya, Jumat 12 Mei 2017 malam.
Di tengah-tengah aksi, sambil menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Indonesia Pusaka, massa mengibarkan bendera merah putih di salah satu tiang yang disediakan. Tidak hanya itu, aksi massa juga diisi dengan membacakan puisi tentang Ahok yang dibacakan oleh Paroma Panjaitan.
"Kami harap pemerintah memberikan keadilan untuk Ahok, kami inginkan itu," ujar Paroma, yang juga koordinator aksi.
Aksi serupa juga merembet ke Ibu Kota Sumut. Warga Sumut berkumpul di Medan menyalakan lilin untuk Ahok.
Aksi yang digelar di Lapangan Merdeka Medan ini sebagai bentuk protes mereka terhadap proses hukum yang menjerat Ahok.
Pada aksinya, massa juga meneriakkan yel-yel dukungan untuk Ahok. Mereka juga menyanyikan berbagai lagu kebangsaan seperti Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, dan Padamu Negeri.
"Ahok-nya satu pendukungnya banyak. Kami minta Ahok dibebaskan," teriak massa aksi di tengah guyuran hujan, Kamis malam.
Aksi seribu lilin untuk mendukung Ahok juga digelar ribuan warga di Gunung Sitoli. Menkumham, Yasonna Laoly, turut hadir dalam acara ini.
Ribuan warga Gunung Sitoli, Sumatera Utara ini memadati Taman Yaahowu yang terletak di Jalan Lagundri untuk melakukan aksi seribu lilin dan doa bersama sebagai bentuk rasa simpati terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Advertisement
Surabaya, Palangkaraya, dan Jayapura
Di Surabaya, Jawa Timur, warga juga menggelar aksi serupa. Mereka memenuhi sekitar Tugu Pahlawan itu sejak pukul 18.00 WIB, Jumat 12 Mei 2017, berkumpul dari Jalan Kampung Lawas Maspati Jalan Semarang, Jalan Kapasan, Jalan Tembakan, dan Jalan Jagalan.
Pantauan Liputan6.com, pada sisi barat dan timur Tugu Pahlawan bersiap sejumlah mobil polisi dan mobil truk dengan mimbar untuk berorasi dengan pengeras suara.
Rayuan Pulau Kelapa, Indonesia Pusaka, dan lagu milik Gombloh berjudul Merah Putih, dinyanyikan ribuan warga yang hadir sambil mengangkat lilin.
Messia, seorang siswa SMA mengatakan datang mengikuti aksi untuk meminta keadilan.
"Kami datang ke sini untuk NKRI damai, selain itu juga kami menginginkan adanya keadilan untuk Pak Ahok," kata gadis yang datang bersama teman-temannya.
Warga Palangkaraya, Kalimantan Tengah juga menggelar dukungan serupa. Mereka yang tergabung dalam Solidaritas Muda Palangkaraya Kamis malam memadati Tugu Pendirian Kota Palangkaraya, atau yang dikenal Tugu Soekarno. Mereka pun menyalakan ribuan lilin.
Para yang pemuda mengelilingi Tugu Soekarno yang berlokasi di depan kantor DPRD Kalimantan Tengah berorasi, teriakan pembebasan Ahok terus menggema.
Gerakan 1.000 lilin untuk Basuki Tjahaja Purnama pun menggema di Kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua.
Warga secara bergantian menyalakan lilin di pelataran Taman Imbi yang terletak di jantung Kota Jayapura. Warga pun secara sukarela merogoh kantongnya masing-masing untuk membeli lilin dan menyalakan secara bersama-sama.
"Ini aksi spontanitas warga Kota Jayapura yang cinta damai, anti radikalisme, dan kekerasan," kata TH Pasaribu, warga Kota Jayapura.
Amirah, mahasiswa STIKOM Muhammadiyah Kota Jayapura, sengaja menempuh jarak 30 km ke arah Kota Jayapura dari rumahnya yang berada di Sentani. Alasannya cuma satu, yakni hanya untuk menyalakan lilin secara bersama-sama dengan warga lainnya untuk Ahok.
Sulawesi Utara
Gelombang aksi damai ribuan orang yang menyatakan keprihatinan terhadap proses hukum yang dijalani Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus berlanjut. Setelah di Kota Manado, Rabu 10 Mei 2017 lalu, berturut-turut sejumlah daerah di Sulawesi Utara seperti Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Kota Bitung, dan Kota Tomohon. Â
Di Minut aksi itu dimotori LSM Gerakan Bela Rakyat (Gebrak) dan Minut Brotherhood. Mereka menggelar aksi 1.000 lilin untuk Ahok di Paal Tunjung, simpang tiga Airmadidi-Tondano.
Warga Minut dari berbagai penjuru dan semua kalangan datang berkumpul. Mereka lalu memasang lilin sebagai bentuk aksi solidaritas untuk Ahok.
Ketua LSM Gebrak, William Luntungan, mengatakan aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap hukum di Indonesia yang dianggap sudah mati.
"Hukum di Indonesia telah menyerah terhadap tekanan pihak luar yang sangat berpotensi memecah belah NKRI. Saya berharap agar hukum ditegakkan seadil-adilnya," kata Luntungan seraya menambahkan kegiatan ini murni inisiatif warga.
Sementara itu, Frenny Togas dan Netty Tanos berharap supaya pengadilan di Indonesia tidak goyah terhadap tekanan dari mana pun. "Kami yakin Ahok tidak bersalah. Putusan ini sarat kepentingan," ucap kedua wanita ini.
Secara terpisah koordinator Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Minut, Howard Marius yang ikut aksi itu mengapresiasi gerakan simpatik yang digelar Gebrak. Sebuah langkah luar biasa yang harus didukung masyarakat yang menginginkan tegaknya hukum di Tanah Air. Terutama terkait vonis 2 tahun penjara kepada Ahok dalam kasus dugaan penodaan agama.
"Gerakan simpatik ini menjadi langkah penting warga Minut dalam memdukung penegakan supremasi hukum di Tanah Air," tutur Marius.
Aksi ini mengundang perhatian warga pengguna jalan, sehingga arus lalu lintas sempat melambat. Bahkan banyak penumpang, pengemudi maupun pengendara ikut berhenti untuk memasang lilin.
Selain itu aksi damai kembali terjadi di Kota Tomohon, Jumat (12/5/2017) pagi. Jika dalam aksi sebelumnya ada 1.000 lilin untuk Ahok, kali ini ada ribuan bendera Merah Putih untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bertajuk, Selaksa Merah Putih untuk Bela Negara, NKRI Harga Mati, ribuan orang juga ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Selaksa Merah Putih ini merupakan salah satu bentuk respons dari rakyat Kota Tomohon yang menyatakan cinta kepada NKRI.
"Karena ini bersifat final dan menjadi harga mati," ujar Wali Kota Tomohon, Jimmy F Eman.
Advertisement
Yogyakarta
Aksi seribu lilin dukungan bagi Ahok juga digelar ratusan elemen masyarakat dari Aliansi Merawat Pancasila untuk Indonesia di kawasan Tugu, Yogyakarta, pada Rabu 10 Mei 2017 malam. Namun, aksi itu berujung ricuh.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis 11 Mei 2017, peristiwa ini terjadi ketika sekelompok orang datang dan berteriak-teriak meminta agar aksi seribu lilin tersebut dibubarkan. Karena dinilai sebagai provokator, polisi langsung mengamankan empat pelaku.
Dukungan untuk Ahok juga ditunjukkan oleh ribuan warga Kota Manado, Sulawesi Utara. Mengenakan kaus hitam, mereka berkumpul di Jalan Piere tendean boulevard, Manado, sambil menyalakan lilin.
Aksi sejuta lilin untuk Ahok ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Aksi juga diisi dengan orasi, mendesak agar Gubernur nonaktif DKI Jakarta itu dibebaskan dari tahanan. Massa menilai vonis yang dijatuhkan majelis hakim tidak adil.
Warga juga melepas puluhan lampion sebagai simbol semangat kerja yang ditunjukkan Ahok. Mereka berharap kinerja Ahok seperti dalam mengawal APBD, terus berkobar hingga ke luar Jakarta. Aksi berakhir dengan tertib pukul 21.30 WIB.
Sejumlah Kota dan Luar Negeri
Selain itu, aksi menyalakan lilin sebagai bentuk dukungan datang dari berbagai daerah lain. Seperti Sumba Barat, Ende, Rote, Atambua, dan Kupang (NTT).
Lalu ada juga di Batam (Kepulauan Riau), Pekanbaru (Riau), Labuan Bajo (NTB), Tobelo (Halmahera Utara), Nias (Sumut), dan Bangka (Bangka Belitung).
Di Kalimantan juga ada aksi serupa. Sebut saja Singkawang dan Samarinda (Kalimantan Barat), dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah).
Kemudian di Denpasar (Bali), Toraja (Sulawesi Selatan), Bandung (Jawa Barat), dan Tual (Maluku Tenggara). Selanjutnya Merauke, Sarmi, Timika (Papua), serta Manokwari dan Sorong (Papua Barat).
Tak cuma dari dalam negeri. Dukungan kepada Ahok juga datang dari luar negeri.
Misalnya saja, Taiwan, Jepang, Hongkong, Kanada, Belgia, Belanda, Amerika Serikat, Australia, Inggris, Norwegia, Finlandia, Jerman, dan Timor Leste.
Advertisement