Liputan6.com, Kapuas - Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng milik Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) segera melepasliarkan satu orangutan albino yang berhasil diselamatkan akhir April 2017 di Desa Tanggaring, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Namun dengan alasan keamanan, lokasi pelepasliaran orangutan berusia lima tahun itu tak akan diumumkan kepada khalayak. Hal itu dikatakan Program Manajer Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng Deny Setiawan di sela kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Pusat Rehabilitasi.
"Nanti kalau kita akan melakukan pelepasliaran, kita tak akan memberikan informasi apa pun (hidden). Ini semua demi keselamatan orangutan itu sendiri," katanya, Jumat, 12 Mei 2017.
Baca Juga
Advertisement
Pelepasliaran orangutan secara diam-diam itu didasarkan pada pertimbangan bahwa individu itu termasuk orangutan langka yang bakal menjadi incaran banyak pihak, baik untuk penelitian atau hal lainnya. Deny menyatakan pihaknya hingga kini terus mengevaluasi kondisi orangutan albino berjenis kelamin betina itu.
Deny mengakui saat ini pihaknya minim informasi tentang cara menangani orangutan albino. Untuk itu, Yayasan BOSF tengah berkomunikasi dengan ahli hewan albino dari Jerman untuk belajar tentang cara penanganan orangutan albino itu.
"Jadi kita masih evaluasi. Setelah dilakukan evaluasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pelepasliaran," tuturnya.
Lokasi pelepasliaran juga dinilai sangat penting karena sangat riskan bagi orangutan albino bertahan hidup bila begitu saja dilepasliarkan. "Kita tidak tahu bagaimana interaksi orangutan yang normal dan albino," ujarnya.
Sejauh ini, kondisi primata langka itu semakin membaik. Dari awalnya bertubuh kurus, orangutan albino itu sekarang sudah sehat dan gemuk.