Sukses

Pisang Epek di Antara Senja dan Pantai Losari

Menikmati senja di Anjungan Pantai Losari tak lengkap tanpa menyantap pisang epek.

Liputan6.com, Makassar - Ada yang khas dari Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan setiap sore hari. Sejak dulu hingga saat ini ikon kota Makassar itu selalu ramai dikunjungi menjelang malam, baik dari wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.

Selain karena keberadaan ikon budaya empat suku etnis Sulsel, ada hal lebih khas dan menarik yang membuat pengunjung betah. Karena kekhasan itu, banyak juga wisatawan mengunjungi kembali Anjungan Pantai Losari dan mengajak keluarga mereka.

Kekhasan apa itu? Tak lain tak bukan, yakni pisang epek. Istilah Epek sangat melekat karena proses penyajiannya. Sebelum disajikan, pisang itu mulanya dibakar namun tak sampai gosong. Setelah diperkirakan sudah matang, proses berikutnya pisang tersebut diangkat lalu dijepit atau ditekan-tekan menggunakan alat tradisional yang terbuat dari kayu balok.

Usai ditekan pisangnya pun berubah bentuk menjadi gepeng atau melebar. Setelah itu diangkat ke piring lalu disiram menggunakan gula merah yang telah dicairkan. Gulanya pun memiliki rasa, yakni rasa bercampur aroma durian.

"Itu yang membuat kami betah di sini sambil menanti sunset (matahari tenggelam). Apalagi dihidangkan dengan segelas sarabba yang juga merupakan minuman kesehatan berbahan rempah rempah diserta angin sepoi-sepoi," kata Munandar warga Kabupaten Pinrang, Sulsel kepada Liputan6.com di Anjungan Pantai Losari Makassar bersama keluarganya, Minggu sore 14 Mei 2017.

Munandar mengaku banyak perubahan di Anjungan Pantai Losari. Dulunya Losari tak punya anjungan seperti sekarang ini yang betul-betul baginya sangat menyenangkan untuk berliburan bersama keluarga.

"Meski kami harus menempuh jarak yang cukup jauh dari Kabupaten Pinrang, tapi kami cukup menikmati Pantai Losari yang sangat ramai dan pokoknya nyaman untuk bersantai bersama keluarga di hari libur," ujar dia.

Video Terkini