Sukses

Sumber Dana Pedagang Makassar Saat Ramadan

Tempat ini kerap disasar masyarakat Makassar setiap Bulan Ramadan, terutama oleh para pedagang makanan buka puasa.

Liputan6.com, Makassar - Setiap Bulan Ramadan, hampir seluruh masyarakat dari berbagai kota di Indonesia jadi momen mencari rejeki. Termasuk di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang masyarakatnya kerap berdagang makanan untuk buka puasa.

Kebiasaan ini juga tentunya berimbas pada pegadaian dan koperasi. Sebab, mereka membuka kesempatan kepada para pedagang untuk meminjam modal dagangan mereka.

Warni (34) salah satunya. Warga Jalan Sunu Makassar ini mengaku sering memanfaatkan koperasi untuk mendapatkan modal kecil berdagang kuliner berbuka. Selain persyaratan yang mudah dipenuhi, uang yang bisa didapatkan dari koperasi langganannya tersebut juga lumayan untuk jadi modal dagangan.

Besaran pinjaman yang bisa didapatkan dari koperasi berkisar Rp 2 juta. Tentu cukup bagi dia sebagai modal berjualan ragam kuliner tradisional yang menjadi incaran saat berbuka selama Bulan Ramadan.

"Alhamdulillah tahun lalu demikian dan untungnya lumayan. Bulan puasa memang bulan penuh berkah," kata ibu yang memiliki dua orang anak itu saat ditemui di pelataran Masjid Al-Markaz Makassar, Selasa (16/5/2017). Dia ke sini untuk meninjau lokasi yang nantinya digunakan berjualan kuliner buka puasa.

Warni mengaku kerjasama dengan pihak koperasi sudah terjalin empat tahun terakhir. Khususnya ketika Bulan Ramadan tiba. Dengan pinjaman tersebut ia manfaatkan membeli bahan kue untuk kemudian diolah dengan keterampilan yang ia miliki sendiri. Setelah itu ia jual di pinggiran jalan bersama para penjual makanan berbuka lainnya, tepatnya di sekitar di Masjid Al-Markaz Makassar yang tak jauh dari rumahnya.

"Dengan modal yang saya dapatkan dari koperasi lumayan bisa menjual beragam makanan tradisional seperti Jalangkote, Es Pisang Ijo, Es Pallubutung, Bikan Doang, serta masih banyak lainnya," ucap Warni.

Berbeda dengan Hasni, warga Jalan Cenderawasih, Makassar. Ia lebih memilih meminjam uang di pegadaian meski harus menitip barang berharganya yang setara dengan nilai yang dipinjam. Misalnya, kalung atau cincin emas. Dia berani menggadaikan barang di pegadaian, karena bunga yang dikenakan lebih kecil ketimbang dari koperasi.

Uang hasil gadai itu dia jadikan sebagai modal berjualan selama Bulan Ramadan nanti.

"Kalau saya pinjamnya di pegadaian karena bunganya kecil. Nah, uangnya saya pakai untuk berjualan kuliner berbuka di Jalan Mappanyuki, Makassar yang memang biasanya setiap bulan Ramadan dijadikan sebagai pasar kuliner berbuka puasa," kata dia.