Liputan6.com, Bandung - Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) turut berdukacita karena meninggalnya dosen mereka, Suryo Utomo. Apalagi, berdasarkan hasil autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, polisi memastikan Suryo meninggal bunuh diri.
Di mata mahasiswanya selama ini, almarhum dikenal baik dan tidak pernah marah. Hal itu diungkapkan Bima, mahasiswa SBM ITB tingkat akhir.
"Sosok Pak Suryo menurut saya baik. Beliau juga telaten. Waktu itu Beliau mengajarkan financial accounting di semester 5," kata Bima saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa, 16 Mei 2017.
Bima mengaku terkejut dengan kepergian dosennya secara mendadak. Semasa mengajar, Suryo dikenal ramah kepada mahasiswanya.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau Pak Suryo memberikan penjelasan bisa dimengerti. Beliau juga penyabar," ucapnya.
Sementara itu, seorang mahasiswa lainnya berinisial IR mengatakan Suryo termasuk dosen yang mampu menguasai materi kuliah dengan baik. "Waktu itu masih semester 3 diajar accounting. Pak Suryo mengajarnya enak, bisa menjelaskan langkah-langkahnya dengan baik," ujar IR.
Di mata IR, Suryo tergolong santai ketika mengajar. Bahkan, tak jarang bila mahasiswa bertanya, Suryo melayani dengan ramah. "Kalau ada yang mau privat di kelas, beliau mau melayani," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com di kampus yang berlokasi di Jalan Ganesha No. 10 itu, tampak sebuah karangan bunga dari pihak SBM ITB masih terpajang.Â
Sebelumnya, polisi menemukan jasad Suryo Utomo mengambang di Waduk Cirata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Dosen SBM ITB itu dikabarkan menghilang pada Rabu, 10 Mei 2017, usai mengantarkan ibunya ke Terminal Leuwipanjang.
Jenazah Suryo kemudian dibawa ke Bandung untuk disemayamkan dan disalatkan di Masjid Salman ITB. Setelah itu, almarhum dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Cikutra, Kota Bandung.