Liputan6.com, Bengkulu - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu menyebutkan sebanyak 18.136 warga di 10 kecamatan di Kabupaten Lebong berpotensi terdampak longsor. Hal itu akibat tingginya potensi pergerakan tanah di wilayah itu.
"Ada 10 kecamatan dengan status pergerakan tanah kelas bahaya tinggi, jadi masyarakat harus waspada," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Soemarno di Bengkulu, Rabu (17/5/2017), dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, gerakan tanah dengan kelas bahaya tinggi artinya gerakan tanah terjadi jika curah hujan di atas normal, di satu sisi gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
Wilayah dengan status gerakan tanah bahaya tinggi itu, antara lain Kecamatan Rimbo Pengadang dengan jumlah penduduk berpotensi terdampak sebanyak 551 orang, Kecamatan Topos 285 orang, Kecamatan Lebong Selatan 2.947 orang, Bingin Kuning 3.511 orang, Lebong Sakti 4.952 orang, Kecamatan Lebong Utara 151 orang, Kecamatan Utaram Jaya 3.625, dan Pinang Belapis 955 orang dan Kecamatan Amen 1.159 orang.
Baca Juga
Soemarno meminta warga yang bermukim di wilayah-wilayah rawan terjadi gerakan tanah tersebut untuk waspada. Terutama, selama curah hujan masih tinggi di daerah itu.
"Seperti seminggu lalu ada tiga desa yang terkena longsor mengakibatkan 25 kepala keluarga mengungsi," ucapnya.
Untuk wilayah dengan status kelas bahaya tinggi, wilayah yang sudah pernah terjadi longsor itu masih berpotensi terulang. Warga yang bermukim di lokasi itu diminta meningkatkan kewaspadaan.
Tidak hanya warga desa, pengguna jalan lintas provinsi yang menghubungkan Kabupaten Lebong dengan Kabupaten Rejanglebong juga diminta waspada. Sebab, jalur tersebut berpotensi longsor di sejumlah titik.
Saat curah hujan tinggi sepekan sebelumnya, terdapat tujuh titik longsor di sepanjang jalur lintas antarkabupaten itu yang membuat akses Lebong-Rejanglebong lumpuh selama beberapa jam.
"Kami meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menyiagakan alat berat di sejumlah lokasi rawan longsor untuk penanganan darurat bila longsor menutupi badan jalan," kata Soemarno.