Liputan6.com, Cirebon - Bukan hanya nasi jamblang dan empal gentong, mi koclok juga menjadi salah satu makanan legendaris yang dirindukan para penggemar makanan khas Cirebon. Tidak sedikit pengunjung dari dalam maupun luar Cirebon rela mengantre di setiap kedai mi koclok yang ada.
Tekstur kuah mi koclok khas Cirebon kental. Itu karena kuah terbuat dari santan kelapa. Sebagai bahan isian, mi koclok memasukkan suwiran ayam, potongan telur, tauge, kol dan daun bawang.
"Rasanya enak, sedap, dan ini beda dengan mi yang lain," ujar salah satu pencinta mi koclok, Widiya, Jumat, 19 Mei 2017.
Mi Koclok Cirebon, kata dia, cocok disantap pada malam hari sepulang kerja. Aroma wangi santan dan bumbu rempah yang diracik pemilik kedai mi koclok membuat suasana malam menjadi hangat.
Salah satu kedai yang menyajikan mi koclok sebagai menu utama adalah Mie Koclok Jatimerta. Sang penjual, Nurbaya, mengatakan kebanyakan pembeli makanan tradisional Cirebon itu berasal dari luar kota.
Baca Juga
Nurbaya yang lebih dari 30 tahun menjadi penerus usaha keluarganya tersebut mengatakan masing-masing penjual mi koclok memiliki ciri khas. "Kalau dari penampilan mah sama saja seperti warna kuahnya. Tapi kalau sudah soal rasa pastinya berbeda. Dan kita tidak bisa memaksa pelanggan untuk memilih mi koclok mana yang paling enak," kata dia.
Nurbaya bersama tiga adiknya berjualan mi koclok. Mereka meneruskan usaha keluarga setelah ayah dan ibunya meninggal. Nurbaya dan adiknya banyak menghadapi aneka tantangan saat berjualan. Dari modal awal Rp 12 ribu saat itu dan pertama kali dijual Rp 3.500 per porsi.
"Sekarang sudah Rp 15 ribu per porsi dan alhamdulillah saya masih bertahan," kata dia.
Kunci usahanya bisa bertahan tak lepas dari kualitas kuah santan mi koclok. "Kecap dan kaldunya memang kami buat sendiri sesuai resep keluarga yang sudah diwariskan kepada kami. Sampai sekarang, resep itu tetap kami jaga dan kami lestarikan," ujar dia.
Ia berharap kuliner khas Cirebon itu bisa diwariskan kepada generasi berikutnya, terutama dari keluarga Hj Asma, keluarga mereka. "Kami juga sesekali mengajak anak-anak kami buat ikut bantu bikin resep mi koclok. Kami berharap mereka termotivasi supaya makanan tradisional ini terus lestari," ujarnya.