Sukses

Pilkades Serentak Garut Makan Korban, 2 Kritis

Salah satu korban penganiayaan diduga imbas Pilkades Serentak Garut bahkan harus dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung.

Liputan6.com, Garut - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Ahad kemarin memakan korban. Dua orang warga Kampung Sawahbera, Desa Cimareme, Kecamatan Banyuresmi, dianiaya pendukung salah satu calon kepala desa menggunakan senjata tajam.

Komandan Rayon Militer Banyuresmi Kapten Infanteri Ajudin mengatakan aksi penganiayaan terjadi pada Sabtu malam, 20 Mei 2017, sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, kedua korban pembacokan bernama Ruhiyat (40) dan Maman (50), warga Kampung Sawahbera yang tengah berada di rumahnya, tiba-tiba diserang 10 warga.

"Mereka tidak sempat melawan dan langsung dikeroyok. Dibacok oleh mereka yang datang itu," ujarnya, Minggu, 21 Mei 2017.

Akibatnya, kedua korban mengalami luka di bagian badan, tangan, muka, dan punggung akibat sabetan benda tajam. Kondisi Ruhiyat masih kritis, sementara Maman mendapatkan perawatan intensif di RSUD dr Slamet.

"Ruhiyat harus dirujuk ke RSUP Hasan Sadikin Bandung karena kondisi lukanya sangat serius di sejumlah bagian tubuh," ujarnya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, calon kepala desa yang simpatisannya diduga menganiaya dua warga tersebut diamankan Polres Garut untuk dimintai keterangan lebih jauh. "Kita akan lihat motifnya apa," katanya.

Selain itu, pihak Kepolisian Sektor Banyuresmi, Koramil, dan Kecamatan Banyuresmi langsung terjun ke lokasi kejadian dan meredam masyarakat agar tidak terjadi konflik yang lebih besar antara kedua pendukung.

"Untuk kasus sendiri sudah dalam penanganan pihak Polres Garut," ujarnya.

Juru bicara Polres Garut AKP Ridwan Tampubolon mengatakan pihaknya hingga kini masih menyelidiki kasus penganiayaan itu, termasuk dugaan hubungannya dengan pilkades yang dilaksanakan di Desa Cimareme.

"Memang ada dugaan jika aksi tersebut dilakukan oleh pendukung salah satu calon yang tidak lolos seleksi. Namun, hal tersebut belum bisa dipastikan atau disimpulkan jika itu ada kaitannya dengan pilkades. Bisa saja memang itu aksi kriminal murni," kata Ridwan.