Liputan6.com, Bandung - Wajah baru Pasar Sarijadi menarik perhatian pengunjung dan pedagang. Pasar yang beroperasi sejak Selasa, 23 Mei 2017 itu tak lagi kumuh dan kotor, tak ubah mal megah yang belakangan banyak bermunculan di Kota Kembang.
Salah satu yang merasakan itu adalah Atha (19). Mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta itu mengaku terkesan dengan keberadaan pasar ini.
"Jauh lebih baik daripada pasar yang ada. Dengan adanya pasar di sini, kita jadi lebih dekat dengan kosan juga," ucapnya kepada Liputan6.com, Kamis, 25 Mei 2017.
Advertisement
Menurutnya, konsep pasar ini sudah seharusnya ditiru pasar-pasar lain. "Utamanya terkait kenyamanan. Belanja di sini berasa lebih nyaman," katanya.
Sementara, Mugi (34), membawa dua putranya Renjiro (6) dan Riliff (4) ke lapaknya yang berada di lorong pasar. Renjiro tampak asyik menggunakan gawai yang dimiliki Mugi. Sementara, Riliff lebih menyukai berlari-lari di area pasar.
"Mumpung lagi libur, anak-anak saya bawa ke pasar sambil saya berjualan," ucap Mugi.
Menurutnya, pasar yang baru diresmikan oleh pemerintah Kota Bandung ini berbeda dari pasar pada umumnya. "Saya menyukai pasar ini karena tidak kotor, rapi dan penataannya lebih baik dan manusiawi," ujar pria yang berjualan produk olahan daging ini.
Baca Juga
Mugi merupakan salah satu dari puluhan pedagang yang menempati lapak di Pasar Kontemporer Sarijadi, Kota Bandung, Jawa Barat. Pasar itu menjadi satu dari empat pasar yang ditargetkan direvitalisasi pada tahun ini. Pasar lainnya yang menunggu revitalisasi adalah Pasar Kiaracondong, Cihaurgeulis, dan Palasari.
PT Ambarhasa sebagai pemenang lelang ditunjuk sebagai pelaksana pembangunan pasar berkonsep modern tapi tetap bernuansa tradisional ini. Desainnya mengandalkan arsitek Andar Matin dari Universitas Parahyangan (Unpar).
Peletakan batu pertama Pasar Sarijadi ini dilaksanakan sekitar Juni 2014. Sedangkan, pasar yang terletak di Jalan Sariasih, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, ini baru beroperasi Mei 2017.
Ade (37), salah seorang pedagang mengakui Pasar Sarijadi kini lebih nyaman. Dia menilai fasilitas yang ditawarkan setimpal dengan uang sewa lapak.
"Kalau pasar kan umumnya becek, bau, kotor. Di sini malah enggak, parkirnya gratis jualan juga lebih adem dan ada keamanan 24 jam," tutur pedagang sayuran ini.
Sebelumnya, Ade mengaku berjualan di kawasan Gegerkalong. Di jongko atau lapak barunya sekarang ini, dia menyewa enam bulan. "Saya coba enam bulan dulu, kalau rencana ngambil setahun," katanya.
Ade menuturkan, selama tiga hari membuka lapak, pergerakan omzetnya cenderung meningkat. "Omzet sehari bisa sampai Rp 350 ribu. Bukanya dari jam 6 sampai sore pukul 4," katanya.
Fasilitas Rasa Mal
Pasar berlantai empat yang dibangun dengan anggaran Rp 18 miliar ini mengusung konsep modern. Di lantai satu dihuni kios pedagang sembako. Naik ke lantai dua diisi oleh penjual pakaian. Sedangkan, lantai tiga untuk kuliner lokal dan lantai paling atas sebagai foodcourt.
Dilihat dari sisi bangunan, tampak terbuka sehingga tak diperlukan AC ataupun kipas angin. Selain itu, terdapat area bersantai yang bisa digunakan pembeli dan pedagang di tengah pasar.
Di dalam pasar juga terdapat beberapa fasilitas penunjang yang jarang dimiliki pasar tradisional lainnya, mulai dari akses WiFi hingga taman bermain untuk anak-anak.
Kepala Bagian Humas Operator Pasar Kontemporer Sarijadi, Catur Aji, menjelaskan, konsep pasar menonjolkan kemoderenan yang dipadu dengan tradisional.
"Seperti dikatakan Pak Wali Kota saat meresmikan pasar ini kemarin, beliau ingin menciptakan pasar yang bisa dibanggakan. Pasar yang bersih tapi masih bisa penawaran juga. Ke depan tempat ini juga buat edukasi, berkumpul dan sosialisasi," kata Catur.
Sebagian besar furnitur seperti meja dan kursi, lanjut Aji, dipilih kayu jati Belanda. Furnitur tersebut dinilai tahan lama dan kualitasnya bagus.
Kehadiran pasar baru ini menarik banyak peminat dengan jumlah lapak yang tersedia hanya 168 unit. Harga sewa lapak berbeda-beda, mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. "Kalau bayar tiga bulan langsung ada diskon," katanya.
Sambil menunggu rampungnya pembangunan pasar, Catur mengatakan, pihaknya akan menggelar beberapa kegiatan. "Salah satunya menggelar bazar di bulan Ramadan," katanya.
Dia menambahkan, Pasar Sarijadi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pasar-pasar lain di kota Bandung dalam urusan penataan. "Sehingga yang datang nanti, tidak hanya kaum ibu tapi juga bapaknya dan anaknya," kata dia.
Untuk keamanan, pihak operator memberikan layanan keamanan 24 jam dan melengkapi ruangan dengan CCTV. Adapun karyawan pasar diwajibkan ramah kepada pengunjung.
"Di sini yang terdata dari yang baru dan pindahan sudah 60 persen. Sudah ada yang booking beberapa tapi karena pembangunan masih berjalan baru setelah Lebaran diisi penghuninya," kata dia.
Advertisement