Liputan6.com, Jambi - Tak cuma puasa menahan lapar dan haus, warga Jambi juga harus "puasa" listrik saat Ramadan. Bagi warga Jambi, pemadaman listrik sudah menjadi "tradisi" gelap-gelapan saat Ramadan.
Kondisi itu mengundang kekesalan sejumlah warga Jambi. Jaringan linimasa di Jambi ramai akan status pemadaman listrik menjelang makan sahur pada Minggu dini hari tadi sekitar pukul 02.00 WIB.
"Terpaksa semalam kami sahur gelap-gelapan. Sudah biasa sih, hampir tiap Ramadan tiba sering mati lampu. Tapi tetap bikin kecewa juga, jadi susah mau masak," ucap Kurniawati, salah seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Muarasabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Minggu (28/5/2017) siang.
Advertisement
Menurut ibu tiga anak ini, pemadaman listrik itu merupakan yang pertama memasuki Ramadan 2017 kali ini. Yang membuat kecewa, pemadaman listrik yang cukup lama hingga siang hari tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Baca Juga
"Lain kali mbok ya ada informasi, atau paling enggak mati lampunya siang hari. Kalau tengah malam kan susah, mana mau masak dan makan sahur," ujar dia dengan nada kecewa.
Jauh hari sebelum Ramadan tiba, Gubernur Jambi Zumi Zola meminta agar PLN menjaga tidak ada pemadaman listrik. Mengingat mayoritas kaum muslim menjalankan ibadah tarawih hingga sahur.
Peringatan itu, kata Zola, karena banyak keluhan dari warga karena sering terjadi pemadaman listrik hampir setiap bulan suci Ramadan.
Dihubung secara terpisah, Manajer PLN Area Jambi Haris mengatakan, pemadaman listrik pada Minggu dini hari itu terjadi karena gangguan di sistem SBST (Sumatera Bagian Selatan dan Tengah) sekitar pukul 01.35 WIB pada sisi jaringan Muarabungo Bangko, Kabupaten Merangin.
"Gangguan itu menyebabkan pemadaman di area Jambi terjadi di daerah GI Payo Selincah, Muarabulian, Aurduri, Muarasabak dan Sungai Gelam," ujar Haris.