Sukses

Memutar Rekaman Azan yang Melegenda di Lokananta

Seluruh koleksi Studio Lokananta ini tersimpan dalam bentuk piringan hitam.

Liputan6.com, Solo - Rekaman suara azan dan salawat tarhim yang biasa diputar di siaran radio, televisi, masjid serta surau pada dahulu kala jejaknya masih tersimpan apik di Studio Rekaman Lokananta, Solo, Jawa Tengah. Rekaman suara azan dari seorang qari Mesir, Al-Shaikh Mahmud Al-Husari ini tersimpan dalam bentuk piringan hitam.

Lokananta menyimpan sembilan koleksi rekaman pengajian yang direkam sejak tahun 1959-1968. Seluruh koleksi ini tersimpan dalam bentuk piringan hitam. Masih rapi dan terawat. Suaranya juga masih terdengar jernih dan syahdu.

Kesembilan piringan hitam dengan kecepatan 33 1/3 rpm itu merupakan rekaman vokal dari Saidah Achmad, Al-Shaikh Mahmud Husari, Nur Asiah Djamil, Haji Masruni bersama Mohamad Djahri Fadhli, A Hapip Maksum, Abdul Aziez Muslim, Sjamsuri Arsad bersama Ustaz Gazali Rahman.

Semua qari dan qariah itu melantunkan beragam surat dari Alquran. Mulai dari Surat Al-Baqarah, Al-Fatihah, An-Nisa, Yunus, Ali Imran, Huud, Al Mu'min, dan juga Surat Al-Maidah.

Rekaman azan sendiri ada dalam piringan hitam dari suara qari Al-Shaikh Mahmud Husari. Selain azan dan salawat tarhim di piringan ini juga termuat suara asal qari Mesir tersebut yang melantunkan  Surat Ar-Rahman I, Ar-Rahman II, dan Surat Al-Hujurat ayat 1-11.

Lokananta menyimpan sembilan koleksi rekaman pengajian, suara azan, dan salawat yang direkam sejak tahun 1959-1968. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Melansir ensiklopedia, rekaman azan dan salawat tarhim milik Al-Shaikh Mahmud Al-Husari ini memang begitu melegenda. Rekaman azan dan salawat tarhim sering terdengar di berbagai masjid dan surau pada zaman dahulu. Mengingat belum majunya alat teknologi dan komunikasi pada zaman itu.

Staf remastering Studio Lokananta, Bemby Ariyanto mengungkapkan, pabrikan rekaman ini masih menyimpan  piringan hitam yang isinya tentang rekaman pengajian. Rekaman sendiri biasanya dilakukan di Radio Republik Indonesia (RRI) Solo ataupun Jakarta. Kemudian Lokananta yang menggandakan piringan hitam itu.

Lokananta menyimpan sembilan koleksi rekaman pengajian, suara azan, dan salawat yang direkam sejak tahun 1959-1968. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

"Jadi perlu diketahui, di sini tersimpan beragam karya, bukan hanya musik pop dan lagu daerah. Tetapi juga ada rekaman pengajian," ucap Bemby kepada Liputan6.com, Jumat, 2 Juni 2017.

Bemby menjelaskan, Lokananta masih menyimpan sekitar seribu koleksi piringan hitam yang berisi rekaman pengajian. Lantaran jumlah kepingannya masih banyak, Lokananta pun menjual piringan hitam itu.

"Karena masih banyak, kita masih menjual piringan hitam itu, kisaran harganya Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu," ujar dia

Â